JAKARTA, Beritalima.com– Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga mengatakan, relawan atau para pendukung Jokowi pada dua pilpres terdahulu di permukaan memang tampak masih besar.
Hal tersebut tampak dari kiprah para elit peendukung Jokowi, khususnya mereka yang mendapat posisi di beberapa tempat strategis. Mereka sangat eksis karena kerap muncul di media. Gaungnya seolah-olah para relawan Jokowi masih utuh dan besar.
Saat ini, kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikom IISIP) Jakarta 1996-1999 relawan Jokowi sebenarnya sudah tidak seutuh dulu, terutama di akar rumput. Padahal jumlah mereka itu sangat besar bila dibandingkan dengan para elitnya.
Selain itu, ungkap pria yang akrab disapa Jamil ini ketika bincag-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Kamis (17/6) pagi, relawan Jokowi ada juga yang sudah pindah ke perahu lain mengingat 2024 bekas Walikota Solo teersebut Jokowi sudah menyelesaikan tugas dia sebagai presiden dua periode.
Hanya saja, jelas bapak dua putra teersebut, para relawan ini ada yang pindah perahu secara diam-diam dan juga kemungkinan berada di dua kaki. “Jadi, perahu relawan Jokowi tampaknya sudah tidak besar sebagaimana dibayangkan banyak orang. Karena itu, pengaruhnya untuk mengusung calon lain pada pilpres 2024 tampaknya sudah tidak signifikan.” kata Jamil.
Sisa-sisa kekuatan relawan Jokowi, ungkap pengajar Isu dan Krisis Manajemen, Metode Penelitian Komunikasi dan Riset Kehumasan itu tampaknya akan direkomendasikan ke calon yang dapat ‘mengamankan’ posisinya pasca menyelesaikan tugas sebagai kepala negara dan pemerintahan.
Kalau calon dari PDIP dapat ‘mengamankan’ posisi Jokowi. tentu saja dia bakal mendorong relawannya mendukung calon yang dimaksud. Hal yang sama juga berlaku pada Ganjar Pranowo. Bila gubernur Jawa Tengah ini mendapatkan perahu untuk meerebut kursi RI Satu atau RI Dua, Jokowi bakal mendorong relawannya memberikan dukungan kepada Ganjar. “Itu hal lumrah di dunia politik. Kan tidak ada kawan yang abadi. Yang ada hanya kepentingan abadi,” jelas Jamil.
Apalagi, lanjut pengamat teersebut, diakar rumput banyak kader PDIP yang menginginkan Ganjar maju pada kontestasi pilpres 2024 dibandingkan Puan Maharani yang selama ini disebut-sebut sudah disiapkan maju pada Pilpres 2024.
Hanya saja, jelas Jamil, untuk capres tampaknya Ganjar akan kesulitan mendapat perahu di luar PDIP. Ada kemungkinan Ganjar dapat diterima sebagai Cawapres yang berpasangan dengan Airlangga Hartarto. Itupun kalau ia dapat menjaga elektabilitasnya yang tetap moncer.
“Peluang dukungan kepasangan Arlangga-Ganjar tampaknya lebih dimungkinkan. Sebab, Jokowi selama dua periode berhubungan mesra dengan Golkar, khususnya bersama Airlangga. Buktinya, dua periode Airlangga dipercaya Jokowi masuk kabinetnya.
Pada periode pertama, Airlangga dipercaya sebagai Menteeri Perindustrian. Sedangkan periode kedua Airlangga naik ke posisi Menteri Koordinator Ekonomi. “Jadi, kalau pasangan ini maju pada pilpres 2024, Jokowi tampaknya akan merasa lebih nyaman. Relawan yang dimiliki Jokowi berpeluang besar diarahkan untuk mendukung pasangan Airlangga-Ganjar karena mendapat sandaran aman,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)