Oleh: Saiful Huda Ems (SHE).
Beberapa waktu yang lalu, Andi Arief salah seorang pengurus DPP Partai Demokrat kubu AHY kembali melontarkan pernyataannya yang asal bunyi (Asbun). Ia mengatakan akan ada pengambil alihan Kantor DPP Partai Demokrat mantan pelarian Mayor AHY oleh Pengurus DPP Partai Demokrat yang berada dalam kepemimpinan mantan Panglima TNI Jendral Purn. (TNI) Dr. Moeldoko. Mendengar pernyataan Andie Arief seperti itu, beberapa wartawan menanyakan ke saya selaku Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat Dr. Moeldoko.
Wartawan: “Apa komentar Mas Saiful Huda Ems (SHE) soal pernyataan Andi Arief pengurus DPP Partai Demokrat AHY, yang menyatakan bahwa Pengurus DPP Partai Demokrat kubu Pak Moeldoko mau mengambil alih paksa Kantor DPP Partai Demokrat AHY? Akankah hal itu benar-benar dilakukan, setidaknya setelah kemungkinan –jika saja– Kemenkumham mengeluarkan SK Pengesahan Kepengurusan DPP Partai Demokrat Pak Moeldoko?”.
SHE: Tidak akan mungkin, tapi yang jelas sampai saat ini saya belum pernah mendengar adanya rencana pengambil alihan Kantor DPP Partai Demokrat itu, karena kami ini bukan preman yang suka main rebut. Kami ini taat hukum dan tidak akan pernah melanggar undang-undang. Andi Arief itu kan suka sakau, makanya suka ngomong ngelantur dan menyebarkan hoax, seakan-akan Partai Demokrat kepemimpinan Pak Moeldoko ini brutal seperti SBY. Gak ada sama sekali rencana perebutan Kantor DPP Partai Demokrat itu, dan pihak kami pun masih sangat mampu untuk mendirikan Kantor DPP Partai Demokrat yang jauh lebih bagus, representatif dan tempatnya strategis, jika saja kami mau memiliki kantor yang baru.
SBY itu sudah sangat terkenal suka melakukan cara-cara preman karena dia sudah terbiasa bergaul dengan kelompok-kelompok radikal, karenanya pengambil alihan Kantor DPP Partai Demokrat oleh kubu Moeldoko itu hanyalah halusinasi SBY dan pengikutnya seperti Andi Arief yang suka sakau dan menebarkan hoax.
Wartawan: “Kalau untuk kantor DPP Partai Demokrat kepemimpinan Pak Moeldoko sendiri kantornya dimana, mas?”
SHE: Pihak kami Pengurus DPP Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Pak Moeldoko sudah pernah mengumumkan di acara Konferensi Pers di Menteng yang duhadiri oleh banyak wartawan dari berbagai media beberapa minggu yang lalu, bahwa kantor DPP Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Dr. Moeldoko ada di Jl. Pemuda No. 712 Rawamangun Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Itu kantor yang sangat bersejarah, kantor yang pertamakali digunakan oleh para pengurus DPP Partai Demokrat selama 12 tahun dan yang mengantarkan SBY sebagai “penumpang baru” Partai Demokrat menjadi Presiden R.I selama dua periode. Olehnya tema kita kali ini adalah mengembalikan Partai Demokrat pada khittah aslinya, sejak pertamakali didirikan dan tidak pernah melanggar Undang-Undang, tidak sebagaimana yang dilakukan oleh SBY yang memimpin partai dengan keluarganya sendiri dan menyingkirkan para pendiri partai dan kader-kader partainya sendiri yang kritis-kritis seperti Mas Anas Urbaningrum, Mas Mohammad Nazarudin, Pak H. Marzuki Alie, Bang Johni Allen Marbun, Pak Max Sopacua, Bang H. Darmizal dll.
Wartawan:”Mas, bisa minta Curiculum Vitaenya Mas SHE hingga sampai akhirnya Mas SHE masuk dalam jajaran Kepengurusan DPP Partai Demokrat kubu Pak Moeldoko?”.
SHE: Saya lahir di Gresik, 20 Maret 1971, menempuh pendidikan di Madrasah Ibtida’iyah Tarbiyatul Wathon dan SDN di kampung halaman Gresik. 1984-1991 saya mondok di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Lulus dari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, kemudian saya terbang ke Berlin Jerman dan studi di akademi bahasa, Berliner Sprache Institut (BSI). Setelah itu saya kemudian studi di Studiencollege Potsdam Universitaet Jerman Timur, lalu melanjutkan ke Freie Universitaet Berlin (F.U Berlin) Jerman Barat. Sepulang dari Jerman saya kemudian studi lagi di Universitas Islam Bandung (UNISBA).
Selama di Jerman saya pernah menjadi Pengurus Perhimpunan Pelajar Muslim Eropa (PPME), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Jerman, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Berlin, dan Aliansi Pemuda Independen Indonesia (APII Jerman). Sedangkan setelah pulang dari Jerman, di Indonesia saya pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung, Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), salah satu pendiri organisasi Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) dan pernah menjadi Ketua KMNU, pernah mendirikan berbagai organisasi kelompok kajian keilmuan di kampus seperti Ababil Study Club (ASC), Gerakan Mahasiswa Hukum Tata Negara UNISBA (GAMAHTABA), Forum Kajian Demokrasi dan Keadilan (FKDK) dll.
Dalam PEMILU 1999 saya menjadi Ketua Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI) Jawa Barat yang merupakan pelopor berdirinya partai-partai baru di era Multi Partai setelah tumbangnya Rezim Soeharto. PEMILU 2004 Pernah menjadi Pengurus BAPILU Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat, dan setelah Gus Dur didongkel oleh SBY melalui tangan Muhaimin Iskandar, dalam PEMILU 2009 saya pindah partai politik dan menjadi Pengurus BAPILU Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Jawa Barat. Sejak tahun 2010 saya berlepas diri dari semua partai politik dan baru tertarik lagi memasuki partai politik di tahun 2021 ketika Pak Moeldoko berhasil menumpas Politik Dinasti Cikeas, hingga saya masuk di jajaran pengurus DPP Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Pak Dr. Moeldoko.
Tahun 2016 saya menjadi Pengurus Organisasi Advokat, yakni Kongres Advokat Indonesia (KAI) DPD Jawa Barat dan saat menjelang PILPRES 2019 saya mendirikan Ormas HARIMAU JOKOWI yang sekarang berganti nama HARIMAU PERUBAHAN dimana saya menjadi Ketua Umum dan Pak Dr. Moeldoko menjadi Ketua Dewan Pembinanya.
Okey, Silahkan ngopi dulu biar ada yang grogi…?(SHE).
30 Maret 2021.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat Dr. Moeldoko.