Oleh: Dr. Budi Rianto, Drs. M.Si
Kabupaten Trenggalek merupakan satu-satunya Wilayah Kabupaten di wilayah Selatan Jawa Timur yang memiliki pelabuhan perikanan terbesar kedua di pantai selatan jawa setelah Cilacap, dan pelabuhan perikanan Nusantara di Prigi merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Selatan Jawa Timur. Produksi perikanan tangkap di pelabuhan perikanan tangkap di Prigi, sangat membanggakan karena seiring dengan semakin modernnya alat tangkap masyarakat setempat. Hasil tangkapan ikan para nelayan semakin besar pula.
Laut selatan Jawa Timur menyimpan hasil laut yang sangat melimpah, di antara puncak pegunungan yang mengepung Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ratusan juta rupiah mengalir setiap hari. Rangkaian pantai sekitar Pantai Prigi kira-kira sekitar 3 km ke arah timur dari Pantai Prigi, juga terdapat Pantai Karanggongso, pantai yang terkenal dengan pasir putihnya sepanjang 1,5 km.
Hasil perikanan tangkap yang besar tersebut, ternyata belum mampu mendongkrak perekonomian masyarakat dan pemerintah Kabupaten Trenggalek. Hasil perikanan tangkap yang besar tersebut, belum didukung oleh upaya pemberdayaan masyarakat setempat untuk dapat berusahan secara luas dan modern dalam pengolahan ikan pasca tangkap, sehingga belum secara signifikan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Trenggalek. Pengolahan ikan tangkap pada dasarnya sudah banyak yang berkembang di lingkungan masyarakat Kabupaten Trenggalek, khususnya di lingkungan daerah pesisir di Prigi. Namun demikian masih banyak yang “terjebak pada sistem pengolahan ikan yang tradisional”, (Rianto, 2016), misalnya: Pengasapan ikan, tepung Ikan, Pemindangan Ikan, Ikan asin, terasi dan lain-lain, yang masih tradisional, kurang higienis, masa konsumsi yang pendek dan masa ekonomis yang pendek pula, sehingga kurang mampu menjangkau pasar yang luas dan memberikan nilai tambah ekonomis yang tinggi.
Menurunnya sektor perikanan tersebut, terjadi karena industri pengolahan ikan dari hasil perikanan tangkap pelabuhan di Prigi, kurang mengalami peningkatan yang signifikan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat di lingkungan Kabupaten Trenggalek. Hal ini terjadi karena masyarakat pengolah ikan setempat, masih banyak mengalami kendala dalam transformasi industri pengolahan ikan, untuk memodernisasi usahanya, serta meningkatkan hasil pengolahannya secara lebih modern agar mampu meningkatkan nilai tambah ekonomis usahanya.
Dengan demikian perlu upaya mempercepat pembangunan sub sektor kelautan dan perikanan perlu dilakukan grand strategi berbasis kawasan terintegrasi, efisien, efektif dan berkualitas dengan konsep model pengembangan Minapolitan tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dan perluasan manfaat sumberdaya alam kepada masyarakat di sekitar dan masyarakat miskin pada umumnya.
Pengolahan Limbah Ikan Melalui Pembuatan Tepung Ikan
Pengembangan pengolahan tepung ikan sebenarnya merupakan optimalisasi hasil perikanan tangkap secara ekonomis, sehingga residu dari hasil perikanan tangkap yang diolah untuk berbagai macam kebutuhan pangan masyarakat setempat tidak terbuar percuma, dan dapat memberikan nilai tambah manfaat ekonominya, dengan mengolah limbah ikan yang dari pada terbuang percuma, melalui pengembangan industri pengolahan limbah ikan dalam sekala rumah tangga.
Pengolahan ikan dalam skala rumah tangga memberikan dapat digunakan mesin dalam kapasitas produksi yang lebih kecil, namun tetap efisien dalam pengolahannya yaitu dengan serangkaian mesin yang terdiri dari:
1. Mesin boyler sebagai penghasil panas untuk kapasitas pemanasana sampai 400 derajat celcisu atau setara dengan tekanan 4 bar uap panas yang dapat dihasilkan dari mesin boyler tersebut, untuk melunakan limbah ikan dan durinya dari pengolahan ikan yang terbuang.
2. Mesin Auto Clave, pelunak ikan dan durinnya, dengan kapasitas sekali masak 1 kwintal limbah ikan untuk dilembutkan.
3. Mesin penghancur dan pemanas limbah ikan yang telah dihancurkan lansung dikeringkan untuk mendapatkan tepung ikan yang kering dan siap untuk di kemas serta langsung dipasarkan.
Akhinya ketiga proses pembuatan tepung ikan tersebut dibuat dalam suatu sistem alur yang tidak memerlukan ruang yang besar, dan dapat dilakukan untuk usaha sekala rumah tangga. Dengan diciptakannya mesin tepung ikan skala rumah tangga tersebut diharapkan pengusaha kecil di lingkungan masyarakat nelayan di Prigi, Kecamatan Watu Limo, Kabupaten Trenggalek mampu melakukan dan mengembangkan usaha tersebut, sehingga memungkinkan banyak bermunculan usaha di sektor pengolahan perikanan tangkap di lingkungan wilayah tersebut dan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat setempat dalam usaha pengolahan hasil minapolitan tangkap yang sangat potensi yang dihasilkan dari pelabuhan nusantara Prigi, Kabupaten Trenggalek.