TRENGGALEK, beritalima.com –
Penghargaan Natamukti tahun 2021 kembali di raih Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek. Bahkan kali ini, yang berhasil diraih adalah kategori Nindya yakni penghargaan tertinggi dari Natamukti. Yang merupakan anugerah dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik Indonesia bekerja sama dengan International Council for Small Business (ICSB) kepada pemerintah daerah yang mampu mendorong perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Penghargaan untuk Trenggalek ini sendiri diserahkan secara virtual di Gedung Smart Center Trenggalek, Kamis (9/12).
Untuk penilaian penghargaan itu sendiri, didasarkan terhadap pemenuhan tiga aspek. Mulai dari komersialisasi pasar, inovasi produk, dan standarisasi produk. Komponen tersebut disesuaikan dengan kondisi pandemi sehingga pelaku UMKM ini bisa melewati belenggu krisi dimasa Pandemi.
Tercatat Kabupaten Trenggalek sudah 5 kali berturut-turut meraih penghargaan Natamukti ini sejak tahun 2016 lalu.
Sedangkan di tahun 2021 ini, penghargaan yang diraih naik eskalasinya menjadi Natamukti Nindya. Tentunya penghargaan tersebut merupakan buah manis dari kerja keras yang dilakukan Pemkab Trenggalek selama ini, dalam mendorong perempuan, disabilitas, anak putus sekolah, anak kurang mampu dengan coaching UMKM. Hal ini dianggap sebagai suatu langkah mulia dan inspiratif dalam mendorong kelompok rentan berdaya.
Pj. Sekda Trenggalek, Anik Suwarni, SH., M.Si., usai menerima penghargaan ini menyampaikan, “penghargaan ini tentunya memancing semangat kita untuk bekerja lebih baik lagi. Utamanya dalam mengembangkan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, utamanya kelompok perempuan anak dan disabilitas,” ungkapnya.
Bisa kita rasakan hasilnya, sambung Penjabat Sekda perempuan itu, “disaat Pandemi Covid 19 upaya yang dilakukan mampu mempertahankan kondisi perekonomian yang ada di Trenggalek,” lanjut Anik Suwarni.
Ditambahkan Kepala Dinas Komindag Kabupaten Trenggalek, Drs. Agus Setiyono, “cita-cita Pemerintah Kabupaten Trenggalek adalah pelaku usaha mikro naik kelas. Tentunya untuk mewujudkan itu pemkab melakukan berbagai upaya. Diantaranya dengan melakukan pendampingan, vasilitasi terhadap permodalan, akses pasar maupun standarisasi produk,” tutur pria yang juga menjabat Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan itu.
Bentu upaya vasilitasi itu dikemas melalui pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha mikro di Trenggalek. Terakhir pelatihan bagi 5.000 pelaku usaha perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan. “Dengan harapan akan tumbuh 5.000 pengusaha perempuan baru, yang tentunya diharapkan dapat mengangkat perekonomian keluarga sehingga lepas dari kemiskinan dan mencegah pertumbuhan anak dengan gizi buruk (stunting),” pungkas Agus. (her)