SURABAYA, beritalima.com | Penanganan pandemi Covid-19 di Surabaya tidak lepas dari peran seluruh elemen masyarakat. Termasuk salah satunya adalah perangkat RT/RW. Mereka memiliki peran penting dalam memutus rantai penyebaran kasus di masing-masing wilayahnya. Bahkan, pengorbanan dan kerja kerasnya demi menyelamatkan dan melindungi warga sudah tidak perlu diragukan lagi.
Seperti yang dialami oleh Ketua RT 02, RW 08, Kelurahan Genteng Kecamatan Genteng, Syahri. Bagi dia, suka duka menjadi RT selama bertahun-tahun baru dirasakannya sejak pandemi Covid-19. Ia mengaku, saat ini setiap pagi ia bersama dengan anggota Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di tingkat RT memiliki kegiatan rutin yang tidak bisa ditinggalkan. Kegiatan itu ialah memanggil warga agar keluar rumah untuk berjemur.
“Itu menjadi kewajiban sebagai salah satu ikhtiar kami. Lalu kami juga bantu sembako bagi warga yang terpapar. Ada yang mencarikan obat maupun vitamin secara swadaya. Seluruh masyarakat di wilayah RT saya ikut berperan apabila ada tetangganya yang terpapar,” kata Syahri, Jumat (6/8/2021).
Syahri memaparkan, untuk memutus laju penyebaran di wilayahnya, ada strategi khusus yang dilakukannya. Ia mengurai salah satu anggota Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ada yang berprofesi sebagai perawat. Karena itu lah, apabila ada warga yang merasa badannya mulai tidak fit, maka langsung di swab antigen oleh perawat tersebut. Setelah itu, jika positif maka langsung dilaporkan kepada puskesmas terdekat.
“Kami urunan beli swab antigennya. Lalu apabila warga itu positif kami langsung lapor ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis. Jadi ini upaya kami juga untuk mempercepat deteksi dini, alhamdulillah warga sangat suportif,” papar dia.
Alhasil, dari 14 KK yang terpapar Covid-19, semuanya sudah dinyatakan negatif dan kembali berkegiatan seperti semula. Menariknya, hingga kini di RT 02 yang terdiri dari 75 Kartu Keluarga (KK) itu, tidak ada satu pun yang terkonfirmasi positif alias nol kasus.
“Alhamdulillah kondisi saat ini sudah kondusif. Dahulu sempat saat awal pandemi tahun 2020 saya pernah mengejar warga yang positif sampai ke pasar. Dan akhirnya saya minta untuk pulang, waktu itu isolasinya masih di rumah bagi warga yang tanpa gejala. Itu yang tidak pernah saya lupakan,” ungkapnya.
Hal yang serupa juga dialami oleh Ketua RT 17, RW 12 Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng Aminullah. Dia menceritakan berbagai pengalamannya sekitar lebih dari satu tahun terakhir. Bagi dia, menghadapi pandemi Covid-19 sedikitpun tak pernah terlintas di benaknya. Tetapi dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, ia rela berbuat apapun untuk melindungi masyarakatnya.
“Hingga hari ini kami tetap lakukan pencegahan dengan cara sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan (prokes) terus menerus. Kami datangi satu per satu rumah warga. Itu terus kami lakukan tanpa henti, kami ingatkan satu per satu apabila ada warga yang keluar rumah lupa tidak pakai masker,” kata Aminullah
Dia menjelaskan, selain ke rumah-rumah warga, dirinya masih aktif keliling ke warung kopi (warkop) untuk menegakkan dispilin prokes. Bagi dia, upaya pencegahan harus tetap berjalan selaras dengan penanganan warga yang terpapar. “Pagi, siang, malam kita juga keliling warkop agar tidak terjadi penularan, karena Covid varian baru ini menyebar begitu cepat, jadi pencegahan harus dilakukan,” tegasnya.
Untuk tahap penanganan, Aminullah yang juga sebagai anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kelurahan Mojo mengungkapkan, apabila ada warganya yang terkonfirmasi positif, maka ia langsung melakukan penjemputan. Bagi warga tanpa gejala, dia langsung mengantarkan pasien ke Rumah Sehat di wilayahnya.
“Sebaliknya yang bergejala kami lakukan koordinasi dengan puskesmas setempat dan kelurahan. Kalau gejalanya parah maka ditindaklanjuti ke rumah sakit, tetapi apabila gejala ringan kita bantu membawa Hotel Asrama Haji (HAH),” papar dia.
Amin Babe-sapaan akrab Aminullah ini mengingat betul, sejak awal pandemi dia tidak pernah berhenti memikirkan warganya. Bahkan, ketika ada warga yang sakit, dia bergegas untuk mendatangi orang itu hanya untuk memastikan kondisinya. Bahkan, dia bercerita hal yang paling mengesankan selama menangani warganya yang terpapar adalah ketika melihat warga kembali pulang dalam keadaan sembuh.
“Jujur, itu yang benar-benar buat saya bahagia. Perjuangan saya menjaga warga saya itu terbayar melihat mereka sembuh,” kata dia.
Berbekal seperangkat Alat Pelindung Diri (APD), Aminullah kerap turun langsung untuk memberikan intervensi kepada warganya yag terpapar. Apalagi, dalam kondisi darurat saat warga tiba-tiba mengalami sakit parah dan harus segera mendapatkan penanganan.
“Saya langsung kontak kelurahan serta puskesmas setempat, sambil saya bawa warga saya naik mobilnya KIM. Awalnya ada ketakutan tertular, saya juga bukan tenaga kesehatan (nakes), tapi yaudah lah ini demi warga, saya nekat. Syukurlah sampai hari ini saya masih sehat dan baik-baik saja,” papar dia.