MADIUN, beritalima.com- Puluhan pengrajin batik di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, melakukan audensi dengan Bupati Madiun dan ketua Dekranasda Kabupaten Madiun, di ruang rapat Eka Kapti, Caruban, Senin 18 November 2019.
Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami, menghimbau kepada pengrajin batik, produk batik harus menjadi ciri khas Kabupaten Madiun dan harus ada kearifan lokal.
“Saya sudah melakukan pertemuan dengan masyarakat Kabupaten Madiun yang sedang merantau di Jakarta dan Batam. Mereka siap ikut mengangkat batik khas Kabupaten Madiun. Mereka mau bukan karena sesuatu, namun karena mereka merasa memiliki Kabupaten Madiun. Ini dimaksudkan agar perekonomian di Kabupaten Madiun berjalan,” kata H. Ahmad Dawami.
Tak hanya masalah batik, bahkan setiap kunjungan keluar kota, bupati selalu menggembar gemborkan Kabupaten Madiun sebagai Kampung Pesilat.
“Kampung pesilat ini tidak hanya untuk mempersatukan masyarakat Kabupaten Madiun saja, namun juga dapat membuat jaringan ekonomi dengan cara berinovasi,” tandasnya.
“Buatlah nuansa batik dengan kearifan lokal, tidak hanya gambar bermotif Kampung Pesilat maupun jati, namun bisa gambar dongkrek, porang dan lain sebagainya yang mengacu kearifan lokal Kabupaten Madiun,” tambahnya.
Sementara itu, ketua Dekranasda Kabupaten Madiun, Ny Penta Lianawati Ahmad Dawami, mengatakan, Pemkab Madiun sudah melakukan beberapa terobosan.
“Yang terkahir melakuka lomba motif batik se-Kabupaten Madiun. Namun dalam perlombaan tersebut cuma 10 pengrajin yang ikut. Padahal masih banyak pengrajin di Kabupaten Madiun,” terang Ny Penta, yang juga istri bupati Madiun, H. Ahmad Dawami.
Ketua Dekranasda juga menghimbau kepada pengrajin batik, agar jangan malu-malu mengikuti perlombaan batik. Maskipun nanti ada kekurangan, anggota Dekranasda siap membantu memberikan arahan.
“Jangan takut dan malu menunjukkan kreasi batik khas Kabupaten Madiun. Kami siap membantu dan mengevaluasi. Yang penting kita tunjukan batik dari mana, kalau tidak ditunjukkan, nanti pengrajin tidak memiliki kreasi yang bagus,” tandasnya. (Dibyo).
H. Ahmad Dawami (kanan atas), Ny Penta Lianawati (kiri atas).