Jombang | beritalima.com – Tiga program besar Dinas Pertanian Kabupaten Jombang diantaranya adalah mengenai peningkatan kesuburan tanah, pengendalian organisme pengganggu tanaman, dan penguatan kelembagaan petani.
Penguatan kelembagaan petani dikatakan Doktor Pri Adi, selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, sebelum hearing dengan distributor pupuk bersubsidi bersama Gapoktan dan Kelompok Petani, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Jombang, Rabu (10/2/2021).
“Penguatan kelembagaan petani adalah sumber daya aparatur non pemerintah yang bergerak di bidang pertanian. Seperti Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Pemuda Tani, Kelompok Santri Tani Indonesia, Kelompok Wanita Tani, Pengelola Lumbung Pangan, kemudian kelompok-kelompok ekonomi pertanian lainnya,” ujarnya menemui kelompok tani.
Dikatakan Pri Adi, tujuan penguatan kelembagaan petani supaya terjadi satu pengorganisasian yang lebih mantap di sektor pertanian sehingga bisa menerima komunikasi secara positif menerima teknologi-teknologi pertanian yang baru dengan mudah dan tidak melalui banyak proses karena sumber dayanya sudah setingkat lebih tinggi.
“Penguatan kelembagaan petani setiap tahun dilaksanakan melanjutkan melalui program dunia yang biayanya dari bank dunia, di Jombang sudah dilaksanakan tiga tahun ini,” tuturnya.
Dengan demikian diungkapkan Kadistan Jombang, pelaksanaan kelembagaan petani sangat bermanfaat karena bisa mengelola keuangan kelompok dengan baik, bisa mengkomunikasikan anggota kelompok dengan baik sehingga terjadi satu kebersamaan pemahaman masalah penanggulangan hama (wereng).
“Itu kalau tidak bersama-sama dan tidak mungkin bisa selesai. Oleh karena itu dengan kelompok tani yang telah memiliki sumber daya lebih tinggi bisa menggerakkan petani yang lain untuk melakukan pengendalian secara bersama-sama,” tegas pria yang bertubuh tambun itu.
Begitu juga organisme pengganggu tanaman lainnya kata kepala dinas yang tinggal dikawasan Kudu, menyatakan bisa diberantas secara bersama-sama dan tidak menimbulkan egoisme. “Misalnya menanam satu komoditi bersama-sama waktunya juga bersama-sama sehingga hamanya tidak terlalu,” himbaunya.
Namun dalam pelaksanaan kelembagaan petani itu menurut Pri Adi tidak tumpang tindih bahwa dari dinas pertanian sendiri dilaksanakan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian. Mengingat jumlah PPL se – Kabupaten Jombang terbilang sedikit berjumlah 126 PPL. Maka dikatakan Pri Adi, dengan dilaksanakannya penguatan kelembagaan petani itu banyak manfaatnya dan banyak indikator keberhasilannya.
“Yang jelas produksi pertanian meningkat khususnya pertanian tanaman pangan meningkat semua, semua indikator tercapai kok. Ada komunikasi Intens secara elektronik antara kelompok tani Dinas Pertanian PPL dan lain-lain sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti pungutan dan lain sebagainya. Kita kan pasti tahu,” terangnya.
Hal lain diungkapkan Pri Adi, pelaksanaan penguatan kelembagaan petani, pelaku petani ditingkatkan pengetahuan dan sumber dayanya sehingga bisa lebih terdorong menuju pertanian yang menggunakan teknologi.
“Tidak pertanian tradisional terus. Di Jombang sudah berapa yang meningkatkan metode pertaniannya. Satu contoh yang menanam bawang merah, sekarang kalau nyiram tidak manual lagi melainkan menggunakan teknologi yang sangat cepat sekali,” imbuhnya.
Juga ditambahkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, dengan meningkatkan metode pertaniannya dapat menggerakan petani milenial atau petani – petani muda yang diharapkan. “Petani milenial di Jombang sudah terbentuk. Kalau saya main ke Ponpes Puton di Diwek semua kelompok tani terlihat muda dan sudah berjalan bagus,” pungkasnya.
Reporter : Dedy Mulyadi