SIDOARJO, beritalima.com- Setelah sebelumnya terbentuk DPC HKTI Gresik, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Lumajang, Situbondo. Kabupaten Pasuruan, Kabupaten dan Kota Malang, Kota Batu, 11 Februari kemarin, berlangsung pelantikan Kabupaten Sidoarjo.
Acara yang dilaksanakan di Pendapa Delta Wibawa Sidoarjo tersebut, turut hadir dalam acara tersebut, Pj. Bupati Sidoarjo Dr. H. Hudiyono M.Si, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perempuan Tani HKTI Jawa Timur Dr. Lia Istifhama, beserta pengurus lainnya. Pj. Bupati Sidoarjo Hudiono mengatakan, dengan adanya organisasi ini, harapannya mampu mendorong perkembangan ekonomi yang baik, di sektor pertanian maupun dalam industri pertaniannya.
“Industri pertanian di Sidoarjo ada ratusan. Nah perusahaan-perusahaan itu yang nantinya perlu menggandeng pelaku petani disini. Apalagi Sidoarjo merupakan salah satu kota-kabupaten dengan potensi industri pertanian terbesar dalam skala nasional,” ucapnya.
Hudiyono meyakini peran Perempuan Tani HKTI, Sidoarjo nanti diharapkan mampu mendorong para pelaku, baik tani maupun para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sidoarjo lebih maju lagi.
“Pemerintah akan mendukung terkait sertifikasi produknya. Atau nanti menjadi jembatan bagi pelaku tani maupun UMKM bis bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan disini,” tandasnya.
Sementara Ketua DPC Perempuan Tani HKTI Sidoarjo, drh. Prestalia Dwi Rachmawati mengatakan, potensi untuk pengembangan bidang pertanian di Sidoarjo ini cukup baik.
“Selain pertanian, banyak lahan perikanan di Sidoarjo yang bisa dikembangkan dengan inovasi baru. Bisa mungkin lahan pertanian yang masih ada, jika tidak ditanami, bisa dimanfaatkan dengan penggambungan bidang peternakan,” terangnya.
Sementara Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jawa Timur Lia Istifhama berharap dalam pengembangan pertanian sampai peternakan dengan memperhatikan analisa SWOT, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
“Saya berharap tumbuh semangat untuk menganalisa potensi lokal. Apa yang menjadi keunggulan sehingga dapat diperkuat. Sedangkan aspek kelemahan, tantangan, dan ancaman itu dileburkan menjadi satu bagian yang disimpulkan sebagai tantangan saja. Jadi melihat bagaimana pemasaran pertanian dan peternakan, serta bagaimana memanfaatkan digitalisasi,” ucapnya.
Doktoral UIN Sunan Ampel tersebut, dalam sambutannya, juga mencontohkan usaha nyata dr. Eta yang menghidupkan “kampung mati” eks daerah terdampak lumpur Lapindo.
“Harus sangat diapresiasi munculnya destinasi wisata berkuda di daerah Tanggulangin. Bukan hanya ini merupakan varian destinasi wisata yang sebelumnya, Sidoarjo dikenal dengan wisata bahari. Namun juga menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar. Terbukti, ada efek domino yang meningkatkan produktivitas ekonomi, salah satunya adalah pembuatan sepatu berkuda”, jelasnya.
Perempuan Tani HKTI sendiri, secara struktural dibawah naungan Ketua Umum Dian Novita Susanto, M.Si. dan telah melangsungkan Rakernas pada Desember 2020 lalu. (*).