JAKARTA, Beritalima.com– Senator dari Provinsi Kalimantan Barat yang dipercaya Ketua Komite IV DPD RI, Sukiryanto menganggap kepengurusan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang baru saja dibentuk a-historis atau tidak sejalan dengan sejarah terbentuknya organisasi nirlaba itu.
Sebab, selain tidak inklusif, juga tak merepresentasi seluruh sumber daya yang ada. Niat awal pembentukan MES sangat jelas dan masih termaktub dalam misi penguatan organisasi itu.
“MES merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan mengembangkan dan mempercepat penerapan sistem ekonomi dan keuangan syariah di tanah air. MES menjadi wadah yang inklusif dalam menghimpun seluruh sumber daya yang ada dan membangun sinergi antar pemangku kepentingan,” kata dia di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pertengahn pekan ini.
Kita lihat kepengurusan MES, apa sudah menghimpun seluruh sumber daya yang ada? Dan apakah sudah membangun sinergi antar pemangku kepentingan? Memang, dari susunan pengurus MES yang diketuai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir itu, tidak ada satupun representasi dari Senator atau DPD RI sebagai wakil stakeholder daerah.
Susunan pengurus hanya diisi unsur MPR, DPR dan Eksekutif, termasuk para menteri. “Kita ingat persis kerangka awal berdirinya MES digagas KH Ma’ruf Amin, mantan Ketua OJK Mulyaman dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Dengan visi menjadi organisasi terdepan mewujudkan arus baru ekonomi syariah di Indonesia,” ungkap Sukiryanto.
Namun, melihat kepengurusan saat ini, Sukiryanto pesimis visi itu dapat dicapai. Apalagi di struktur penggerak dan pengurus, semua diisi para menteri kabinet. “Saya bukan mengecilkan pemahaman mereka, tetapi kepengurusan ini tidak menghimpun seluruh sumber daya yang ada dan membangun sinergi antar pemangku kepentingan,” pungkas Sukiryanto.
Dalam kepengurusan inti, di struktur penggerak dan pengurus harian diisi para menteri, diantaranya Mahfud MD, Sofyan Djalil, Retno Marsudi, Agus Gumiwang Kartasasmita, Abdul Halim Iskandar, Sandiaga Uno dan Yaqut Cholil Qoumas. Di pengurus harian duduk sebagai ketua umum Erick Thohir, lalu Teten Masduki, Muhammad Lutfi dan Bahlil Lahadlia. (akhir)