JAKARTA -Beritalima.com Perekonomian Indonesia yang dianggap sedang mengalami kelesuan, terutama ditingkat daya beli masyarakat, mengakibatkan para pelaku-pelaku ekonomi yang khususnya berkecimpung dalam bidang usaha alias pengusaha, mencoba untuk berpikir lebih kreatif dan segar agar masyarakat bawah bisa dijadikan pionir garda terdepan untuk membangkitkan kembali roda perekonomian.
Salah satu pengusaha yang saat ini sedang naik daun, Haji Zaini Alwi, yang juga salah satu anggota Kadin dan dipercayakan untuk memegang jabatan sebagai Wakil Ketua Kadin Komite Timur Tengah. Kepada media ini menceritakan beberapa programnya untuk melakukan geliat ekonomi kerakyatan yang diharapkan bisa membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat kecil yang dianggapnya sangat memerlukan dorongan baik itu secara moril maupun materiil agar bisa kembali bangkit.
Zaini sendiri dikenal sebagai salah satu pengusaha muda yang memiliki pengalaman di Luar Negeri khususnya di Timur Tengah, Zaini menceritakan bagaimana usaha kecil menengah seharusnya didorong lebih kuat lagi, namun Zaini mengingatkan jika penguatan ekonomi kerakyatan ini, haruslah dilakukan secara benar-benar profesional diantara kedua belah pihak.
“Saya sudah membuat rencananya secara detail, dan akan saya coba memulai program yang hanya diperuntukkan bagi warga kecil atau masyarakat miskin, karena program ini memiliki ketrampilan, selain memerlukan anggota yang banyak juga tidak terlalu memerlukan ketrampilan banyak dan sudah tentu bisa dilakukan oleh mereka,” ujarnya membocorkan sedikit rencana programnya, namun menitipkan agar jangan dimuat dulu, jika sudah waktunya akan diberitahukan kepada insan pers.
Menurut pengusaha muda kelahiran Surabaya Jawa Timur ini, lesunya ekonomi Indonesia, terutama dalam hal daya beli masyarakat, sudah bisa ditebak, dengan melihat pemasukan APBN untuk dua tahun (2014-2016) saja, pemerintah hanya mendapatkan pemasukan sebesar Rp. 4,5 trilyun yang jika dipresentasekan hanya mencapai 0,29 persen. Karenanya Zaini ingin membangkitkan kembali ekonomi kerakyatan khususnya di lapisan bawah, agar perekonomian kembali bisa bangkit.
Dalam pembicaraan dengan pria yang memiliki jiwa sosial tinggi ini, terkesan keinginan Zaini seperti mimpi, namun melihat latar belakangnya, dimana Zaini sendiri ternyata pernah menjadi pekerja kelas bawah, buruh, office boy, bahkan Zaini pernah menjadi pegawai di sebuah tambak garam, namun visi dan keinginan keras serta permintaan kepada Allah SWT dalam setiap shalatnya, dan menjalani kehidupan sehari-hari secara sederhana membuat Zaini selalu merasa memiliki jalan untuk mewujudkan mimpinya. Hal itulah yang membuatnya yakin jika setiap manusia yang ingin berhasil, tidak akan pernah meninggalkan semua ajaran yang telah ditetapkan oleh yang maha kuasa.
“Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, karena hal itu merupakan tanggung jawab bersama para pengusaha dan pemilik modal untuk bersama-sama memberikan dorongan dan kesempatan kepada mereka,” ujar Zaini yang berjanji akan segera merealisasikan idenya, sambil memberikan sedikit bocoran soal pembagian hasil dari pekerjaan ini.
“Dalam hal membagi keuntungan, kita jangan mengambil jumlah yang lebih besar dari mereka, justru kita memberikan mereka 60 atau 70 persen dari hasil keuntungan yang didapat.” ujar Zaini, sambil menerangkan lebih jauh pola pembagian hasil. Zaini menyadari jika pekerjaan yang akan mereka lakukan lebih berat dibandingkan dengan yang dia jalani nantinya, maka sudah sepantasnya jika para pekerjanya nantilah yang harus mendapatkan keuntungan pebih besar. Dan Zaini yakin jika dirinya tidak akan mendapatkan kerugian, “Walaupun kecil tapi tetap untung.”
Zaini berprinsip jika setiap orang yang melakukan kecurangan atau tidak jujur sebagai mitra, karena mereka lapar, lapar akan segalanya, dan ditambah lagi dengan kurangnya rasa memiliki serta tidak ada keadilan antara yang atas dan bawah, ” Saya berikan mitra saya 70 dan saya ambil 30, menurut anda mereka mau tidak ?” tanyanya kepada redaksi yang mewawancarainya.
Sudah tentu kesempatan sebesar itu akan diambil oleh siapapun yang memerlukan penghasilan, ketika mereka sedang membutuhkan pekerjaan, apabila dibalik, Zaini yakin jika programnya justru tidak berjalan, bahkan tidak akan berumur lama, ” Sementara kehidupan akan terus berjalan. Saya selalu memegang prinsip dari Islam, “Bayarlah gaji mereka sebelum keringat mereka kering” artinya mereka berhak mendapatkan kebahagiaan lebih dulu,” ujarnya.
Dalam berbisnis Zaini memang lebih suka menerapkan pola kerja yang diadopsi dari isi Al Quran dan seperti yg dilakukan oleh Rasulullah SAW, dimana setiap pembeli adalah raja, dan seorang raja diperlakukan dengan baik, “Yang namanya pembeli itu banyak tingkahnya, jika kita terapkan apa yang dilakukan nabi dalam berdagang, Insya Allah mendapatkan kepercayaan dan hasil yang lebih baik,” ujarnya sambil menambahkan beberapa potongan ayat Al Quran dan hadish yang sangat relevan dalam melakukan usaha kepada masyarakat miskin.
Sebagai contoh untuk menjalankan programnya, Zaini memilih Jakarta sebagai daerah yang cukup banyak memiliki kelas pekerja dan pengangguran yang bisa dikatakan terbesar di Indonesia. Namun rencana ini akan tetap dilanjutkan ke beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Untuk semua kebutuhan akan disiapkan oleh Zaini, para mitra kerjanya hanya diminta untuk melaksanakan dengan ikhlas dan jujur agar mereka bisa sama-sama menikmati dengan bahagia.#Cristy/jall