SURABAYA, beritalima.com – Kinerja PT Pegadaian (persero) secara konsisten terus menunjukkan peningkatan yang signifikan selama kuartal III tahun 2018.
Direktur Utama Pegadaian, Sunarso, mengatakan, di kuartal III Pegadaian menunjukkan kinerja positif. Ini membuktikan perseroan masih dipercaya masyarakat, meski perusahaan gadai swasta terus berkembang.
Menurut Sunarso, masih tingginya kepercayaan nasabah terhadap pelayanan Pegadaian membuat pihaknya sudah menyiapkan diri untuk meningkatkan jangkauan Iayanan.
“Pegadaian punya program Corporate Social Responsibility (CSR) yang disebut Pegadaian Bersih-Bersih, yang terdiri dari Program Bersih Administrasi, Bersih Hati, dan Bersih Lingkungan, sebagai bentuk kepedulian sosial Pegadaian kepada masyarakat,” ujar Sunarso, Rabu (3/10/2018).
Salah satu program tersebut dinamakan The Gade Clean & Gold yang merupakan bentuk kerja nyata Pegadaian dekat dengan masyarakat.
Melalui program Pegadaian bersih-bersih, Pegadaian semakin menegaskan manfaat kehadirannya sebagai BUMN yang hadir untuk negeri dalam rangka kepedulian terhadap lingkungan, serta memeratakan kesejahteraan ekonomi di seluruh daerah di Indonesia.
Selain itu program ini juga mendorong penguatan Transformasi Pegadaian yang 117 tahun Iebih muda, sehingga kedepan Pegadaian akan menjadi Iebih transparan, akuntabel, responsible, independent, dan fair.
Disebutkan, kinerja keuangan Pegadaian berhasil mencatatkan positif selama kuartal III 2018. Laba bersih perseroan tercatat Rp1,843 triliun, naik dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp1,644 triliun, atau tumbuh sebesar 12%.
Kenaikan Iaba bersih ini ditopang oleh melonjaknya pendapatan sebesar Rp7,540 triliun, sementara beban usaha tercatat sebesar Rp5,018 triliun.
”Tahun ini Pegadaian menargetkan bisa memiliki sebanyak 8.044 agen di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 3.000 agen gadai, 6.000 agen pemasaran, dan 2.044 sales force. Sampai akhir Agustus 2018 jumlah agen yang sudah bergabung sebanyak 6.003 agen di seluruh Indonesia,” ujar Sunarso.
Sedangkan dalam memperluas jangkauan Iayanan, selain menambah jumlah agen, Pegadaian juga memberikan layanan online melalui aplikasi, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan layanan berbasis fintech.
Menurut Sunarso, dengan tambahan layanan semacam ini bisa semakin memperluas pasar serta menambah kepercayaan nasabah.
Namun, kondisi persaingan di bisnis gadai semakin ketat, dengan terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di industri gadai, seperti fintech.
Hingga akhir Agustus 2018, Pegadaian memiliki 12 kantor wilayah yang membawahi sekitar 4.571 outlet. Jumlah ini mampu melayani sebanyak 6.992 ribu nasabah dengan omset mencapai Rp87,031 triliun.
Pegadaian menargetkan mampu meraih omset hingga Rp 130 triliun di akhir tahun 2018. Sedangkan untuk Iaba bersih juga ditargetkan sebesar Rp2,7 triliun, naik dari perolehan 2017 sebesar Rp2,5 triliun.
Pegadaian juga menargetkan aset meningkat menjadi Rp58 triliun serta jumlah penyaluran pinjaman naik sekitar Rp10 triliun menjadi Rp48,3 triliun.
”Selain mencari keuntungan, kami juga harus mencari nama baik. Karena itu, mimpi kami selanjutnya, adalah menjadi bagian dari inklusi keuangan nasional yang penting,” ujarnya. (Ganefo).
Teks Foto: Direktur Utama Pegadaian, Sunarso (tengah).