Penjual Sayur Naik Haji di Situbondo, Pernah Jadi Korban Gendam

  • Whatsapp

SITUBONDO, Beritalima.com – Kisah nyata pasangan Suami istri penjual sayur yang merupakan salah satu pasangan dari 620 orang Calon Jemaah Haji (CJH) asal Situbondo, bak cerita sebuah sinetron di sebuah stasiun televisi swata nasional dan menjadi inspirasi banyak orang untuk bersungguh – sungguh dalam mewujudkan cita – citanya ke tanah suci terjadi secara nyata di Situbondo tahun ini. Selasa (1/8).

Perjalanan pasangan suami istri Misdjoyo Suani Samoyo (64) dan istrinya Artani Suarmo Maskun (62) Warga Kp karang polo RT 01 RW 05 Desa Alasmalang kecamatan Panarukan. Kabupaten untuk menuju tanah suci mungkin tidak semulus kebanyakan CJH lainnya. karena banyak kisah mengharukan dibalik keberangkatan mereka menuju tanah suci.

Misdjoyo menceritakan sudah lama berencana ke tanah suci bersama istrinya, bertahun – tahun menabung pasangan penjual sayur menabung dalam bentuk di belikan perhiasan emas, namun malang, pada tahun 2010 dirinya terkena korban gendam dari seseorang berpenampilan seperti Kiai yang berpura – pura menanyakam arah kebanyuwangi hingga perhiasan yang dipakainya habis dengan kisaran kerugian mencapai Rp 25 juta.

“Mungkin ALLAH sedang menguji saya waktu itu, Hasil saya menabung bertahun – tahun habis dan istri saya hanya diberi 2 buah sabun mandi oleh orang yang berpenampilan mirip Kiai itu, seminggu kemudian tetangga membawa saya ke KHR. Ahmad Fawaid As’ad pengasuh Ponpes di Salafiah syafi’iyah,”Kenangnya.

Usai menceritakan apa yang di alaminya kepada pengasuh Ponpes Salafia syafi’iyah, KHR Ahmad Fawaid As’ad berjanji akan membantu dengan mendaftarkan pasangan penjual sayur ini melalui Dana talangan Haji kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ibrahimy Ponpes pada tahun 2010 dengan Uang muka Rp 12 juta untuk 2 orang.

“Mendapat tawaran tersebut saya langsung menyanggupi dan membayar uang muka hasil dengan menggadaikan sertifikat tanah dan langsung mendapat kursi sebagai CJH di tahun 2017, Penghasilan sebagai penjual sayur dalam sehari mencapai Rp 80 – 100 ribu, saya kumpulkan dalam seminggu saya menabung ke Ponpes sekitar Rp 200 ribu, Alhamdulilah Sekarang sudah lunas untuk berangkat Haji berdua dengan istri saya,” Ucapnya sambil berkemas – kemas.

Sementara Dewi (33) anak kedua pasangan penjual sayur naik Haji kepada beritalima.com menceritakan, Banyak cemoohan (Bulying) dari warga sekitar bahkan orang – orang dipasar tempat ayahnya berjualan sering membuat kuping panas , Bahkan ada yang mengolok – ngolok dengan sebutan Haji Sawi atau Haji kangkung, karena sayur ysng dijual ayahnya berupa Sawi, Kangkung, kenikir dan bunga lamtoro yang diambil dari kebunnya. namun semua mereka hadapi dengan sabar dan hanya berserah diri terhadap sang pencipta.

“orang tua saya punya sepetak kecil sawah yang ditanami sawi, kangkung, lamtoro dan kenikir itulah yang setiap hari di jual dipasar, biasanya bapak membawa seratus ikat kangkung dan sawi, Bapak berangkat kepasar jam 02.00 dini hari jam 06.00 Pagi sudah pulang karena banyak langganannya, tiap hari ada saja orang yang memanggil orang tua saya dengan sebutan Haji Sawi atau Haji Kangkung,”Ujar Dewi.

Keseharian sang ibu sendiri menurut Dewi setiap jam tiga dini hati menyusul Bapaknya ke pasar menggunakan sepeda pancal dari rumahnya yang berjarak sekitar 10 Km ke pasar, Sepulang dari pasar kedua orang tuanya mencari rumput untuk pakan ternaknya, Sore harinya digunakan keduanya memanen sayuran untuk dijual ke pasar esok hari.

“Dulu sering saya dengar olok – olok kalau orang tua saya tidak mungkin berangkat ke tanah suci, bahkan ada yang ngomong mana mungkin penjual sayur bisa naik haji, tapi setelah ada kepastian berangkat tahun ini dengan kloter 32 kami tak henti – hentinya bersyukur, bahkan dulunya orang yang mengolok – olok orang tua saya sekarang banyak yang membantu persiapan,”Lanjut Dewi sambil menangis bahagia.

Saat ditemui di rumahnya pasangan Misdjoyo dan Artani masih melakukan aktifitasnya memanen sayur dikebun untuk di bawa kepasar, padahal keberangkatannya tinggal empat hari yaitu pada tanggal 5 Agustus 2017 dengan alasan uang hasil penjualan sayur untuk tambahan sangu ke tanah suci.(Joe)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *