Penolakan Harlah NU Di Jogja, PCNU Gresik Minta Teladani Persahabatan Mbah Hasyim Dan Mbah Dahlan

  • Whatsapp

GRESIK,beritalima.com- Larangan Peringatan hari lahir (harlah) ke-94 Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Masjid Gedhe Kauman, Jogja, Kamis (5/3) oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhamadiyah setempat, Mendapat respon beragam dari sejumlah kalangan.

Penolakan itu ramai diperbincangkan di dunia maya. Acara yang sejatinya adalah pengajian agama itu justru menjadi ajang provokasi untuk memancing amarah warga NU.

Spanduk/banner bernada penolakan kegiatan Harlah NU tersebar di wilayah Kauman. Salah satu pesan bertuliskan “Tidak Ada Dasar Harlah NU di Kampung Kauman”. Pada bagian bawah tampak identitas penulis pesan yakni Warga Muhammadiyah Kauman.

Padahal tujuan digelarnya kegiatan adalah untuk mempererat hubungan antara Muhammadiyah, NU, maupun warga Kauman.

Karena kurang kondusif itulah, Acara tersebut diputuskan oleh panitia dipindah ke Kompleks Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di Jalan Lowanu, Sorosutan, Umbulharjo, Kota Jogja. Hal itu untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Langkah panitia memindahkan lokasi itu mendapat diapresiasi dari mantan menteri Negara Dan Riset Tekonologi Era presiden Gus Dur yakni Muhammad AS Hikam. Di Akun Facebooknya dia menulis status.

“Sangat mendukung sikap NU Jogja pindahkan ke acr Harlah NU untuk hindari konflik & adu domba. Gelar Harlah NU yang barokah bagi semua!.”

Penolakan acara tersebut juga mendapat komentar dari Wakil Sekretaris PCNU Gresik Ahmad Syifaul Qulub (Gus Afuk).

Dia menyayangkan pihak yang menolak acara tersebut. “Dalam konteks kehidupan bermasyarakat yang heterogen,semestinya sikap harmoni yg harus dikedepankan. Dengan memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan eksistensi masing-masing. Selagi tidak mengganggu kemaslahatan umat,” ujar Gus Afuk. (5/3).

Lebih lanjut dia juga mohon untuk tidak mencederai ketulusan persahaban antara para pendiri ormas yaitu Hadrotussyeh KH. Hasyim asyari dan KH. Ahmad Dahlan yang bersama sama berjuang serta membangun harmonisasi peradaban NKRI.

“Mari kita meneladani kearifan beliau berdua jangan sampai ada penumpang yang sengaja menyebar virus disintegrasi keislaman yang menjadi pemicu disintegrasi NKRI,” sambungnya.

Menurutnya Perilaku merusak, mengusir (tajassus) bukanlah cerminan perilaku yang islami dan tidak muhamadanisme.“Keteladan Rasul SAW. Menjadi fondasi dakwah islamiyah tidak dengan sikap perilaku selalu mancari kesalahan dan prasangka perbuatan salah ( tajassus ) saudara se-iman,” pungkasnya.

Perlu diketahui, acara Harlah NU tersebut, pada awalnya tidak ada masalah. PCNU Jogja pun juga sudah menejalankan prosedurnya diantaranya mengajukan permohonan izin resmi peminjaman tempat ke keraton Jogja selaku pemilik masjid Kauman.

Izin kepolisian juga dikantongi. Bahkan mereka juga mengirimkan surat permohonan audiensi/silaturahmi kepada FUI Kota Jogja, Pengurus Muhammadiyah Kota Jogja, Takmir Masjid Gedhe Keraton dan Pengahageng Kawedanan sebagai upaya menjalin kerjasama dalam hal kebaikan.(Ron)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait