Pentingnya Manajemen Produksi bagi UMKM

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com — Bank Indonesia Perwakilan dan Otoritas Jasa Keuangan NTT menggelar Media Gathering di Jakarta 15 hingga 17 Juli 2027. Media Gathering kali ini mengangkat tema: UMKM Hebat.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Sari Pasific Jl. M. H. Thamrin, Selasa (16/7/2024) dibuka Kepala BI Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati. Dalam kegiatan itu menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Riki Winatha (Manajer Fungsi Pelaksana Pengembangan UMKM, Keuangan inklusi dan syariah BI NTT, Hanna Keraf (Co Founder Du’Anyam, Rizki Firdaus (Manajer Fungsi Perumusan Kekda Provinsi, (BI NTT), Puji Iman Siagian (Analis Senior Deputi Direktur Pengembangan Inklusi OJK), Henri T. Asworo (Redaksi Pelaksana Bisnis Indonesia), Bari Arijono – President Akademi Kecerdasan Buatan Indonesia.

Hanna Keraf, yang juga pelaku UMKM menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini sudah 1.600 pengrajin yang dilatih membuat anyaman, baik itu anyaman dari bahan gewang maupun bambu.

Sebanyak 1.600 pengrajin ini tersebar di 26 desa di Kabupaten Flores Timur, Lembata dan Ngada.

Selama 10 tahun, ia mendapat sejumlah penghargaan produk skala internasional, salah satunya adalah produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari Lengkosambi Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Nama produk itu adalah anyaman tempat ayam bertelur yang terbuat dari bahan daun gewang.

“Anyaman tempat ayam bertelur ini mamang unik. Ketika kami bawa ke tempat kompetisi semua orang kaget karena tidak pernah melihat metode anyaman yang seperti itu. Kenapa? karena bukan hanya estikologi, tapi dari sisi produksi waktu jadi lebih murah, dan efisien”, katanya.

Pada kesempatan itu, Hanna Keraf mendorong para UMKM membuat produk sesuai dengan kebutuhan pasar. Karena itu, UMKM memastikan memiliki jiwa kewirausahaannya.

“Ini salah satu peran besar dari digital marketing, termasuk sebenarnya peran media yaitu edukasi konsumen. Bukan hanya bisnis UMKM-nya tapi edukasi tentang misalnya dibalik produk ini bukan hanya fungsi, tapi isu ekonomi hijau, isu ekonomi perempuan, isu pelestarian budaya. Itu sebenarnya isu-isu yang kemudian edukasi konsumen dan kemudian memudahkan bagi kami untuk menjalankan bisnis kami”, ungkapnya.

Yang menjadi peran Du Anyam, lanjut Hanna Keraf, pihaknya melakukan proyeksi order, produksi, dan riset untuk memastikan teknologi tepat guna supaya produk-produk ini bisa ditangan pembeli tepat waktu atau sesuai.

Menurut Hanna, menjalankan bisnis mulai dari level PT sampai industri rumah tangga harus ada perencanaan.

“Misalnya, mau jual berapa dan jual dimana saya bisa produk atau tidak. Karena kebanyakan terutama UMKM perempuan itu tidak full time selalu yang ada pendapatan sampingan.
Itu yang kemudian kita harus manajemen produksi dan manajemen perencana itu yang sebenarnya belum. Jadi pelatihan UMKM itu jangan packingan terus, dan desain terus, tapi pelatihan UMKM itu tentang manajemen usaha supaya kita bisa mengembalikan uang ke Bank tepat waktu”, kata Hanna menambahkan. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait