(Oleh: Kayetanus Wegu)
Mahasiswa Fakultas Filsafat Widya Mandira Kupang
Realitas politik
Politik dan bagaimana seharusnya berpolitik dalam kalangan masyarakat pada umumnya menjadi suatu permasalahan sekaligus sebagai pertanyaan yang paling fundamental. Berbicara tentang politik sangat berkaitan erat dengan cara bertindak dan bertutur kata seseorang dalam menjawabi dan menyikapi segala tantangan zaman. Semua orang yang hidup dalam lingkungan masyarat yang berbangsa dan bernegara tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hal berpolitik. Hak-hak dan kewajiban yang dimiliki menjadi titik tolak seseorang untuk bertindak.
Politik menuntut suatu kebebasan. Kebebasan dalam arti bahwa apa pun yang dilakukan dapat membawa suatu perubahan yang berguna bagi semua orang. Politik sebagai kata benda sekaligus sebagai kata kerja, Karena menuntut suatu Tindakan untuk merealisasikan apa yang menjadi hakekat dasar dari politik. Apa pun kondisi dan situasinya politik harus tetap dijalankan demi suatu kelancaran tata kenegaraan. Politik pada dasarnya baik dan benar dalam dirinya, menjadi suatu permasalahannya apabila subjek yang berperan didalamnya tidak berjalan sesuai dengan tujuan utama atau hakekat dasar dalam berpolitik.
Pertumbuhan politik nasional yang terus bergerak menuju politik demokratis dewasa ini yang ditunjang dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dengan memanfaatkan internet dan media baru, maka praktik komunikasi politik lebih banyak dilakukan melalui media online. Namun demikian, konsep – konsep dan pemikiran teoritik yang menjadi landasan berpikir para politisi dan tokoh – tokoh nasional, masih berlandaskan pada konsep dan pemikiran baku dari literatur ilmu politik dan ilmu komunikasi. Pemanfaatan media internet dalam komunikasi politik menjadi fenomena baru yang menarik.
Berbicara mengenai politik berarti selalu ada kaitannya dengan cara bertindak seseorang atau subjek yang berperan didalamnya. Kesetaraan antara akal budi (pikiran) dan hati (perasaan) menjadi keutamaan dalam berpolitik demi menjaga kestabilan atau keseimbangan politik dalam suatu tata kenegaraan. Bertindak sesuai dengan akal budi atau pikiran artinya seseorang harus menggunakan akal sehatnya untuk membaca tanda-tanda zaman yang secara tidak langsung ingin merusak kesatuan dan kelancaran politik. Bertindak dengan hati artinya dalam melakukan tugas dan tanggung jawab dalam berpolitik sesorang harus benar-benar memiliki perasaan yang sama sebagai warga negara yang mesti menjaga keutuhan bangsa dalam dunia politik yang berdemokrasi.
Belakangan ini yang terjadi justru hakekat dasar dan tujuan utama dari politik sedikit mengalami pergeseran makna. Politik di lihat sebagai sarana atau lahan yang subur untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan. Maka tidak mengeherankan banyak aksi dan reaksi penolakan dari berbagai pihak untuk menuntut suatu keadilan dan kebenaran dalam berpolitik. Penyebabnya ialah sebagian dari subjek yang yang berperan dalam rana politik lebih mengutamakan pikiran untuk menganalisis suatu perubahan. Lantas apa yang harus dilakukan agar dalam berpolitik seseorang mampu menjadi pemimpin yang baik bagi masa depan bangsa dan negara?”. Oleh karena itu untuk menjawabi persoalan ini, maka politik rasa dalam berpolitik harus berjalan bersama dengan subjek yang adalah pemimpin untuk menjawabi segala persoalan yang terjadi di era digital dunia dewasa ini.
Apa itu politik
Politik berasal dari bahasa Belanda Politiek dan bahasa inggris politics, yang masing-masing bersumber dari Bahasa Yunani politika yang behubungan dengan negara dengan akar katanya polites (warga negara) dan polis (negara kota). Secara etimologi kata “politik” masih berhubungan dengan politis, kebijakan. Kata “politis” berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata “politisi” berarti orang-orang yang menekuni hal politik.
Politik juga dipandang sebagai proses pembentukan kekuasaan untuk mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan tata kenegaraan. Politik juga dapat disebut sebagai seni dan ilmu untuk meraih kesuksesan dalam cakupan yang luas. Politik memiliki tujuan yang baik bagi semua orang yang adalah warga negara. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Maka dalam melakukan atau mengambil sebuah keputusan harus berlandaskan pada hukum, bersifat demokrasi dan yang paling utama ialah berkaitan dengan tujuan dalam berpolitik yakni mempertahankan kesatuan dan keutuhan bangsa.
Peran politik rasa
Politik rasa menjadi salah satu sarana penting untuk seorang pemimpin yang diberikan tugas dan tanggung jawab yang besar dalam suatu negara. Politik rasa artinya dalam bertindak dan bertutur kata dalam mengambil sebuah keputusan seorang pemimpin harus tergerak dan terdorong oleh suara hati atau hati Nurani. Hati selalu berkaitan dengan perasaan yang secara tidak langsung membawa seorang pemimpin kepada sebuah kebenaran. Kesuksesan dan kelancaran urusan tata kenegaraan sebagai seorang pemimpin ia harus berpijak pada keutamaan kebenaran yang bersumber pada hati dan pikiran. Kedua-duanya antara hati dan pikiran harus sejalan. Sehingga kekuasaan tidak disalah artikan sebagai kekuatan untuk menguasai melainkan sebagai sarana untuk mewujudkan segala cita-cita bangsa.
Kenyataan politik yang terjadi dewasa ini di era digital yang sangat maju dan berkembang hakekat dasar politik sedikit mengalami pergeseran makna yang menciptkan problem tersendiri dalam tubuh politik. Hidup di zaman yang berteknologi maju dan diasuh dengan cara tersebut membuat generasi ini memiliki ekspektasi tinggi, menuntut mendapat jawaban secara instan, lebih menyukai distribusi sumber pengetahuan dan informasi, berpikiran terbuka, memiliki keterampilan yang beragam, mampu mengerjakan pekerjaan yang banyak secara simultan, tidak sabar, partisipatif, tidak menganut paham hierarki atau level kekuasaan, yang berarti semua orang memiliki level yang sama.
Apa yang sebenarnya berada di balik semua peristiwa ini tentu menjadi suatu pertanyaan besar. Pertanyaan yang membutuhkan jawaban pasti, jawaban yang penuh rasa tanggung jawab dan memiliki kepedulian yang tinggi, serta sehati dan seperasaan untuk maju sebagai warga negara yang bergerak menuju era perubahan yang baik dan bermanfaat bagi semua orang. Tentu hal ini bukan sesuatu hal yang mudah untuk menemukan hasil atau jawaban akhir. Maka peran politik rasa perlu mendaptakan perhatian yang mana politik itu bersumber dari hati Nurani yang mampu melihat dan menganalisis krisis yang di alami secara baik, benar dan bijaksana. Sehingga apa yang menjadi keputusan atau jawaban tidak membebankan pihak lain. Karena pada dasarnya politik itu baik dan benar dalam tujuannya. Oleh karena itu hati dan akal budi dalam berpolitik harus berjalan bersama demi tercapainya cita-cita bangsa yang Bersatu, berdaulat, adil dan Makmur.