OLEH : MUCHLIS, SE
IQ : Intelektual Quotient ; Kecerdasan Intelektual diperlukan agar memenuhi syarat minimum yaitu seorang yang cerdas. Jadi seorang staf di perusahaan tidak mungkin dari kalangan idiot.
EQ : Emotional Quotient ; Kecerdasan Emosional dimana seorang yang mampu mengendalikan emosinya, dimanfaatkan secara cerdas.
CQ : Creativity Quotient ; Kecerdasan Kreatifitas sehingga mampu bersaing.
RQ : Religious Quotient ; Kecerdasan Beragama yang baik.
SQ : Spiritual Quotient ; Kecerdasan Spiritual yang tidak sekedar dapat membedakan yang halal dan yang haram, yang bermudharat, yang bermanfaat dan bermartabat yang tidak saja dari segi ajaran agama.
RQ : Religious Quotient ; kecerdasan dari tanggung jawab moral, etika dan integritas secara lebih luas lagi. Yang kemudian berkembang lagi menjadi ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yaitu Kecerdasan emosi dan spiritual.
AQ : Adversity Quotient ; Kecerdasan mengidentifikasikan masalah dan menanggulangi masalah serta mengambil keputusan secara cerdas, dengan baik dan benar.
Adversity quotient adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup.
Adversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah. Ketahanan adalah kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan pasif mengatasi kesulitan.
Ketahanan ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi. Orang yang tahan menghadapi kesulitan akan menghadapi, bukan menghindari, tidak menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa.
Adversity quotient yang dimaksudkan disini adalah ketangguhan, ketenangan dalam menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari alternatif solusi masalah.
Adversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah. Ketahanan ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi.
Tidak jarang dalam dunia kerja ada sekelompok karyawan yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) tinggi, kalah bersaing oleh para karyawan lain yang ber-IQ relatif lebih rendah namun lebih berani menghadapi masalah dan bertindak. Mengapa sampai seperti itu?.
Dalam bukunya berjudul Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities, Paul Stoltz memerkenalkan bentuk kecerdasan yang disebut adversity quotient (AQ). Menurutnya, AQ adalah bentuk kecerdasan selain IQ, SQ, dan EQ yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan.
AQ dapat digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang ketika menghadapi masalah rumit. Dengan kata lain AQ dapat digunakan sebagai indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi yakni ada karyawan yang menjadi kampiun, mundur di tengah jalan, dan ada yang tidak mau menerima tantangan dalam menghadapi masalah rumit (tantangan) tersebut. Katakanlah dengan AQ dapat dianalisis seberapa jauh para karyawannya mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Nah kesimpulannya, dirasa sangat penting bila ada Training Adversity Quotient (AQ) di Pemkab Labuhanbatu, sehingga dengan adanya pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi.