SURABAYA, beritalima.com – Golongan darah rhesus negatif (Rh-) hingga saat ini masih sulit ditemukan, padahal tidak semua masyarakat memiliki kebiasaan donor darah. Untuk itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya melibatkan komunitas untuk memenuhi stok darah rhesus negatif.
Kepala Humas PMI Surabaya, Agung Tri Jutanto mengatakan, pihaknya melibatkan komunitas sebagai strategi pemenuhan stok darah rhesus negatif. Pada saat tertentu, kebutuhan darah langka tersebut bisa saja meningkat sehingga stok darah harus ada dan siap dikirim.
“Sekarang kami punya sekitar 400 orang yang punya darah Rhesus negatif. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka mereka akan dipanggil. Selain itu, golongan darah AB juga langka karena minimnya pendonor,” tutur Agung Kamis (9/3).
Agung menjelaskan, perbandingan antar golongan darah bisa dipahami melalui ilustrasi jumlah pendonor. Misalnya darah golongan O, pendonor bisa mencapai 100 orang, golongan darah B sekitar 75 pendonor, golongan A mencapai 50 orang, sementara golongan AB hanya 25 orang.
Ia mengungkapkan, setiap hari jumlah pendonor di Unit Transfusi Darah PMI Surabaya rata-rata mencapai 400 hingga 500 orang. Untuk menggugah minat masyarakat berdonor darah, UTD PMI Surabaya membuka posko donor darah di beberapa mal, seperti ITC Mega Grosir, BG Junction Mall dan Giant.
“PMI juga menyiagakan mobil unit donor keliling yang ditempatkan di Taman Bungkul dan Institusi Swasta dan Negeri. Di taman Bungkul siaga pagi sampai malam mulai jam 8.00 – 20.00 WIB. Kalau di instansi sesuai permintaan bisa jam 12.00 WIB, tergantung permintaan,” ujarnya.
Seperti diketahui, rhesus adalah suatu sistem penggolongan darah berupa positif dan negatif setelah mengetahui penggolongan darah A/B/O/AB. Di Indonesia, hanya sedikit masyarakat yang memiliki golongan darah rhesus negatif. Pemilik golongan darah rhesus negatif di dunia diperkirakan hanya 15 persen, sementara di Indonesia sekitar satu persen. (luk)