Oleh: Dr H Andi Sukri Syamsuri, M.Hum
Wakil Rektor II Unismuh Makassar
Diksi dan nilai rasa dalam menulis
bahasa merupakan susunan unsur linguistik atau tataran gramatikal yang terbentuk dari tataran terendah hingga tertinggi berupa morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kata merupakan tataran kunci utama dalam menulis dan berbicara, oleh karena itu dalam berbahasa, setiap kata harus dipahami dengan baik sehingga ide dan pesan yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik.
Setiap kata yang digunakan harus mengikuti kaidah yang benar sehingga dapat lebih dipahami dalam melakukan komunikasi baik lisan maupun tulisan.
Menulis menjadi salah satu ketrampilan yang dibutuhkan oleh penulis/pengarang dalam menyampaikan ide dan gagasan yang secara kontinyu membutuhkan ketrampilan yang terkait dengan penguasaan dalam struktur bahasa dan kosakata sehingga dapat mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan (ekspresif).
Penulis yang baik hendaknya menggunakan diksi yang benar pada penempatan yang tepat sehingga dapat dengan mudah dipahami.
Penulis harus menguasai kosakata yang menjadi bagian dari diksi sehingga penggunaan kosakata yang berlebihan tidak membuat orang sulit mengerti akan pesan yang disampaikan.
Diksi atau pilihan kata menjadi salah satu bagian terpenting yang tidak boleh terabaikan dalam membuat sebuah tulisan atau karangan.
Trilling & Fadel dalam Syamsuri, (2020:97) menjelaskan, kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi merupakan salah satu kemampuan yang berkaitan dengan ketrampilan abad ke-21 yakni ketrampilan belajar dan berinovasi.
Berdasarkan hal tersebut, salah satu kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi adalah ketrampilan berbahasa seperti halnya menulis dalam menyampaikan ide dan gagasan.
Menulis menjadi salah satu ketrampilan yang dibutuhkan oleh penulis/pengarang dalam menyampaikan ide dan gagasan yang secara kontinyu membutuhkan ketrampilan yang terkait dengan penguasaan dalam struktur bahasa dan kosakata sehingga dapat mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan (ekspresif).
Penulis yang baik hendaknya menggunakan diksi yang benar pada penempatan yang tepat sehingga dapat dengan mudah dipahami.
Penulis harus menguasai kosakata yang menjadi bagian dari diksi sehingga penggunaan kosakata yang berlebihan tidak membuat orang sulit mengerti akan pesan yang disampaikan.
Diksi atau pilihan kata menjadi salah satu bagian terpenting yang tidak boleh terabaikan dalam membuat sebuah tulisan atau karangan. Hal ini disebabkan oleh (1) diksi mencakup pengertian kata kata mana dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata kata yang tepat , atau menggunakan ungkapan -ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang baik digunakan dalam situasi; (2)
Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar, dan (3) pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kosakata bahasa itu. ( Keraf, 2007:24).
Ketepatan pilihan kata atau diksi yang tepat dan selaras dalam sebuah tulisan atau karangan sangat menentukan keberhasilan sebuah tulisan.
Penulis yang memiliki kemampuan dalam menuangkan ide dan gagasan dengan berbagai nuansa kata yang berbeda dari penulis lain adalah penulis yang berhasil.
Seorang penulis yang hebat akan dapat memadukan kata umum dan kata khusus, abstrak dan konkret, panjang dan pendek kata, kata popular dan ilmiah, makna konotatif dan denotative dalam tulisan yang ada, kemampuan ini menjadikan kata sedikit dengan makna yang menakjubkan.
Pemilihan kata dapat dilakukan apabila terdapat sejumlah kata yang memiliki kemiripan dengan makna yang hampir sama .
Pemilihan tersebut dapat dilakukan apabila penulis memiliki perbendaharaan kata yang memadai, memiliki senarai kata yang banyak. Senarai kata tersebut akan dipilih untuk melihat salah satu kata yang tepat dalam mengungkapkan suatu pengertian.
Tanpa mengurangi senarai kata, diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu dalam memilih kata dan tidak secara bebas digunakan sebab terdapat nilai rasa dan nuansa yang membedakan.
Pemilihan kata menjadi salah satu faktor penentu gagasan atau pesan yang ingin disampaikan penulis sesuai yang diharapkan. Seringkali karena keterbatasan kosakata, seseorang penulis kesulitan dalam menyampaikan maksudnya.
Diksi hendaknya tepat pada pemilihan kata guna mengungkapkan gagasan dan hal yang diamanat. Bisa digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan dan situasi maupun nilai rasa pembacanya.
Diringkas dari makalah yang dibawakan pada Seminar Internasional dan Bedah Buku, Mamonisme, Doridungga Hingga BJ.Habibie dalam Diksi Bernada Cinta karangan Maman A.Majid Binfas pada 9 Januari 2021).