Penyakit Poliomylitis Pada Anak Anak

  • Whatsapp

Oleh :
DR. dr. Robert Arjuna FEAS *
Mengingat himbauan Pemerintah dalam penyuluhan vaksin Polio dalam Pekan Imunisasi Nasional untuk tanggal 15-21 Januari & 19-25 Febuari 2024 pentingnya Immunisasi Polio Nasional ini untuk mencegah wabah Polio menuju Indonesia Maju generasi sehat sejahtera, semoga…..

Sewaktu berkunjung ke rumah Pak Hermanto, melihat anak perempuan usia 9 tahun kedua kaki mengecil dan tak bisa jalan akibat sakit Poliomyelitis dan sedang berobat tak kunjung sembuh, begitu juga anak Pak Dian usia 13 tahun kaki kisut jalannya pincang akibat sakit polio
Rasanya tertarik untuk kita bahas kenapa orang sakit polio selalu menyerang kedua kaki dan membuat kelumpuhan.

APA ITU POLIO
Poliovirus sangat menular, masa inkubasi biasanya 7-10 hari tetapi dapat berkisar antara 4-35 hari. Virus masuk ke tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus, kemudian menyerang sistem saraf. Hingga 90% dari mereka yang terinfeksi tidak mengalami atau mengalami gejala ringan, sehingga penyakit ini biasanya tidak diketahui. Pada kasus lain, gejala awal dari polio termasuk demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher, dan nyeri pada tungkai. Gejala ini biasanya berlangsung selama 2-10 hari dan sebagian pemulihan selesai di hampir semua kasus. Namun, dalam proporsi kasus yang tersisa, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki, yang paling sering bersifat permanen. Kelumpuhan dapat terjadi secepat dalam beberapa jam setelah infeksi. Dari mereka yang lumpuh, 5-10% meninggal saat otot pernapasannya tidak bisa bergerak.

EPIDERMIOLOGI VIRUS
Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri, melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun. Pada tahun 1950an dan 1960an polio telah terkendali dan praktis dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara-negara industry. Hal ini setelah pengenalan vaksin yang efektif.

Pada 1988, sejak Prakarsa Pemberantasan Polio Global dimulai, lebih dari 2,5 miliar anak telah diimunisasi polio. Sekarang masih terdapat 3 negara endemis yang melaporkan penularan polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria. Pada Juni 2018, dilaporkan adanya kasus polio di negara tetangga Papua New Guinea, sehingga diperlukan adanya peningkatan kewaspadaan dini terhadap masuknya virus polio ke Indonesia.

Sejak th 1988 Kasus virus polio liar telah menurun lebih dari 99% dari sekitar 350.000 kasus di lebih dari 125 negara endemik menjadi 6 kasus yang dilaporkan pada tahun 2021. Dari 3 galur virus polio liar (tipe 1, tipe 2 dan tipe 3),Pada tahun 1999 virus polio liar virus polio tipe 2 diberantas dan Pada tahun 2020 virus polio liar tipe 3 diberantas Namum baru-baru ini diberitakan kasus positif polio kembali ditemukan pada seorang anak perempuan berusia 4 tahun 5 bulan yang menunjukkan gejala lumpuh layuh. Balita perempuan warga Kampung Cadas Bodas, Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta. Hal ini tentunya menjadi peringatan bagi kita semua untuk terus waspada dan melakukan pencegahan dengan imunisasi atau vaksin polio.

Epidemiologi poliomielitis atau polio telah ditekan akibat cakupan imunisasi polio yang luas. Kasus virus polio liar telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus di 125 negara endemik telah ditekan menjadi hanya 6 kasus yang dilaporkan ke WHO pada tahun 2021.

Pada tahun 1988, WHO mencanangkan rencana eradikasi global virus polio pada tahun 2000. Tujuan ini tercapai dengan pemberian vaksinasi polio. Virus polio liar tipe 2 telah dibasmi pada tahun 1999 dan tidak ada kasus virus polio liar tipe 3 yang ditemukan sejak kasus terakhir yang dilaporkan di Nigeria pada November 2012. Kedua virus polio tersebut telah secara resmi dieradikasi secara global. Pada tahun 2020, virus polio liar tipe 1 dilaporkan masih ditemukan di 2 negara, yaitu Pakistan dan Afghanistan.
Pada hari polio sedunia tahun 2022, WHO melaporkan hanya 2 negara di seluruh dunia yang masih memiliki penularan asli virus polio liar tipe 1 (WPV1). Dilaporkan anak lumpuh karena WPV1 sebanyak 2 anak di Afghanistan dan 20 anak di Pakistan, pada tahun 2022. Namun, dilaporkan 33 negara memiliki varian wabah virus polio, yang juga dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak-anak.
RESIKO TINGGI MENDERITA POLIO
1. Orang yang tinggal di daerah terpencil dengan sulitnya akses air mengalir yang bersih .
2. Ibu hamil dengan HIV positif.
3. Anak-anak yang tidak divaksinasi.
4. Bagi orang-orang yang tidak pernah divaksinasi.
5. Bepergian ke daerah yang baru saja terjadi wabah polio.
6. Tinggal atau merawat pengidap polio.
7. Bekerja dengan spesimen virus.
8. Sudah menjalani operasi tonsilektomi.

TANDA POLIO
Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.Kebanyakan orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

TERBAGI 3 KELOMPOK
1. Polio non-paralisis dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit
2. Polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
3. Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.

Adapun gejala Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Polio non-paralisis dapat mnyebabkan
1. muntah,
2. Lemah otot,
3. demam,
4. Meningitis
5. Letih, sakit tenggorokan
6. Sakit kepala serta kaki, tangan, leher
7. Punggung terasa kaku dan sakit

Polio paralisis menyebabkan
1. sakit kepala,
2. Demam,
3. lemah otot
4. kaki dan lengan terasa lemah,
5. Kehilangan refleks tubuh.

Sindrom pasca-polio menyebabkan
1. sulit bernapas atau menelan,
2. Sulit berkonsentrasi,
3. Lemah otot,
4. depresi,
5. gangguan tidur dengan kesulitan bernapas
6. mudah lelah dan massa otot tubuh menurun

Virus Polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu
1. strain-1 (Brunhilde),
2. strain-2 (Lansig),
3. Strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.
Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Virus polio yang ditemukan dapat berupa
1. virus polio vaksin/sabin/VDVP
2. Virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus).
VDVP merupakan virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

VDPV diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu
1). Immunodeficient-related VDPV (iVDPV) berasal dari pasien imunodefisiensi,
2). Circulating VDPV (cVDPV) ketika ada bukti transmisi orang ke orang dalam masyarakat,
3). Ambiguous VDPV (aVDPV) apabila tidak dapat diklasifikasikan sebagai cVDPV atau iVDPV.

Penetapan jenis virus yang dimaksud, ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Identifikasi VDPV berdasarkan tingkat perbedaan dari strain virus OPV. Virus polio dikategorikan sebagai VDPV apabila terdapat perbedaan lebih dari 1% (>10 perubahan nukleotida) untuk virus polio tipe 1 dan 3, sedangkan untuk virus polio tipe 2 apabila ada perbedaan lebih dari 0,6% (>6 perubahan nukleotida).
DIAGNOSA PENUNJANG
1. Test darah lengkap
2. Test faeces

PENGOBATAN :
1. Melakukan bed rest.
2. Memberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Obat antispasmodic untuk membuat otot menjadi rileks.
4. Antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih.
5. Mesin yang membantu pernapasan.
6. Fisioterapi.
Penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat. Kasus polio dengan gejala klinis ringan di rumah, bila gejala klinis berat diruju ke RS.

PENCEGAHAN
Imuniisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak.Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

PENCEGAHAN DENGAN VAKSIN
Ada 4 jenis vaksin Polio, yaitu :
1. Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan penularan virus. Vaksin ini diberikan secara oral. Setelah vaksin ini bereplikasi di usus dan diekskresikan, dapat menyebar ke orang lain dalam kontak dekat.
2. Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3), sebelum pengembangan tOPV, OPV Monovalen (mopVs) dikembangkan pada awal tahun 1950an. Vaksin polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV, namun tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen untuk virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan lagi pada tahun 2005 dan akhirnya mendapatkan respon imun melawan serotipe yang lain.
3. Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, vaksin virus Polio Oral Trivalen diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV hanya mengandung virus serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen, namun tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
4. Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio Oral Trival (topV) adalah vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap virus Polio. Dikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin, tOPV terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut. tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga serotipe virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April 2016 dan diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV), yang hanya mengandung virus dilemahkan vaksin tipe 1 dan 3.

HIMBAUAN
Pencegahan dari penyakit polio ini adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi polio sendiri sudah ditemukan sejak tahun 1957 dan menjadi salah satu upaya pencegahan yang paling efektif. Vaksinasi diberikan sebanyak 3x dan ditambah dengan 1x booster. Vaksinasi perlu diberikan pada anak di usia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan dan booster-nya di antara usia 4-6 tahun.

Demikian sekilas info bahwa ibu harus membawa anak kesayangannya mendapat vaksinasi polio secara berkala agar terhindar dari penyakit polio yang membuat kelempuhan kedua kaki, semoga sehat selalu generasi kita menuju Indonesia kuat.
RobertoNews 1750《 25.1.24 (07.15)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait