SITUBONDO, beritalima. com – Ketegangan puluhan warga Kampung bukit Sema dengan PT. Lifa Algae Karaginan Internasional yang di mediasi pihak aparatur pemerintah terkait tudingan kekeringan sumur warga yang di sebabkan oleh Pabrik Tepung di Bukit Sima berbuah kesepakatan manis antara pihak PT dan warga.
Berawal dari sekitar 95 KK warga kampung bukit sema RT 05 RW 03 Kelurahan Ardirejo Kecamatan Panji, menuding pasokan air bor di rumah warga berkurang akibat pemboran yang dilakukan perusahaan yang baru beroperasi tiga minggu untuk keperluan memproduksi tepung dari rumput laut.
“Kalau tahu akan seperti ini, gak mungkin mau masyarakat di sini di bangun pabrik, sungai saja kering padahal dari tahun 2014 saya di sini tidak pernah kering,”Ucap seorang warga.
Warga lainnya David (50) membetulkan keluhan warga akan tetapi dugaan seperti itu sebenarnya tidak perlu dibesar-besar, menduga boleh tetapi tidak perlu dibesar – besarkan buktinya pihak pabrik telah mengebor 2 titik sumur untuk kebutuhan air bersih buat warga,” papar David.
Ketua RT 05 Joko yono (46) saat di temui tim beritalima.com Sabtu ( 29/10 ) mengatakan, perselisihan yang sempat terjadi antara warganya dan pihak Pabrik itu hanya faham, dan sesuatu yang biasa kadang terjadi, dan kejadian tersebut tak perlu dibesar – besarkan karena antara kedua belah memang sejak awal tidak ada masalah.
“Sudah dimediasi kok oleh pemerintah desa dibantu kepolisian dan koramil, apalagi banyak warga di sini yang bekerja di pabrik, dan aktifitas normal normal saja, apalagi sekarang sudah di bantu oleh pabrik dibuatkan sumur bor kedalaman kira kira kedalaman 50 meter dengan pipa 6 Dim, selama ini warga kan hanya ngebor paling dalam 10 meter ya gak keluat air kalau musim kemarau seperti ini,” kata Joko yono sambil menunjukkan lokasi pengeboran dan menunjukkan surat mediasi.
Sementara itu, pemilik penanggung jawab pabrik M.Yusron (40) mengatakan hubungan antara pihak pabrik dengan warga sekitar tidak ada masalah, itu dibuktikan dengan banyaknya warga yang bekerja dipabrik yang baru beroprasi sekitar 3 minggu, dan kami merespon cepat apa keluhan warga sekitar.
“Ini hanya salah paham saja mungkin ada sebagian warga sekitar yang punya aspirasi dan keluhan tapi salah menyalurkannya itu wajar terjadi, kami disini selalu berbaur kok dengan warga sekitar,” ujarnya seperti saat di temui beritalima.com kerika sedang ngopi di rumah Ketua RW beserta belasan warga, membahas rekrutmen tenaga kerja yang baru.
(**/JOE)