Danjen Kopassus Mayjen TNI M. Herindra menyerahkan hewan qurban secara simbolis kepada Panitia Idul Adha, Letkol Inf Muftiono selaku Kabintal Kopassus di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 depan Mesjid Nur At Taqwa Kopassus (Senin, 2/9). Pada peringatan Idul Adha tahun ini, panitia telah menerima sebanyak 14 ekor sapi dan 95 ekor kambing dari warga Kopassus. Hewan qurban ini diantaranya berasal dari Danjen Kopassus, Wadanjen Kopassus, Ir. Kopassus, para Dansat Kopassus, para Asisten Danjen Kopassus dan para warga Kopassus.
Sebelum penyerahan hewan qurban dilaksanakan, seluruh warga besar Kopassus melaksanakan kegiatan sholat Idul Adha 1437 Hijriyah di Lapangan Makopassus Cijantung, dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah di Gedung Flamboyan Makopassus. Sholat Idul Adha yang digelar secara rutin setiap tahun ini, dihadiri oleh mantan Kepala Staf Angkatan Darat dan para sesepuh Kopassus antara lain Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar, Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo, Letjen TNI (Purn) Syaiful Rizal, Mayjen TNI (Purn) Kuntara, dan Mayjen TNI (Purn) M. Tarub. Danjen Kopassus Mayjen TNI M. Herindra, beserta para pejabat Makopassus menyambut para sesepuh Kopassus di depan Gedung Flamboyan sebelum para sesepuh menuju lapangan tempat pelaksanaan sholat Idul Adha. Hadir mendampingi Danjen Kopassus, Wadanjen Kopassus, Ir. Kopassus, para Pamen Ahli Danjen Kopassus, para Asisten Danjen Kopassus, para Kabalak Kopassus masing-masing beserta keluarga. Kegiatan sholat Idul Adha 1437 Hijriyah diikuti oleh seluruh warga besar Kopassus yang bermarkas di Cijantung.
Bertindak selaku penceramah dalam khutbah sholat Idul Adha1437 Hijriyah ini, KH. Choirul Ansori, Lc. M.A, M.Ag. Dalam khutbahnya yang berjudul “Keteladanan Nabi Ibrahim”, KH. Choirul Ansori, menyampaikan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang figur da’i yang sabar. Kesabarannya dapat dilihat dari banyaknya peristiwa dan ujian dalam kehidupan yang menimpa Nabi Ibrahim. Disamping itu, Nabi Ibrahim juga sosok figur pahlawan yang gigih dan cerdas dalam bertindak. Kecerdasan dan kesigapannya ditunjukkan ketika beliau berada di Mesir, dihadang oleh Raja Mesir yang menyandera setiap perempuan cantik dan tak segan-segan membunuh suaminya. Saat ditanya tentang perempuan yang bersamanya, Nabi Ibrahim dengan sigap mengatakan itu adalah saudaranya. Nabi Ibrahim mengajarkan strategi yang jitu, ketika melawan musuh yang lebih kuat dan lebih banyak. Tidak hanya mengandalkan kekuatan akan tetapi diperlukan kecerdasan intelektual.
Keteladanan lain, selain sabar, gigih dan cerdas, Nabi Ibrahim adalah pribadi yang memiliki tawakkal tinggi. Nabi Ibrahim rela berkorban demi melaksanakan tugas kenabian dengan menyembelih putranya. Berkah dari tawakkal yang tinggi, Allah berikan kecukupan di dalam hidupnya dan keberkahan di dalam keluarganya. Allah pertemukan kembali Nabi Ibrahim dan keluarga dalam kebahagiaan dan keharmonisan. Nabi Ibrahim juga mengajarkan kepada umat-Nya untuk berserah diri dan berpasrah kepada Allah setelah segala usaha telah dilakukan. Ketika segala usaha telah dilakukan, tenaga dan pikiran sudah maksimal maka usaha yang terakhir adalah do’a.
Diakhir ceramahnya, KH. Choirul Ansori menjelaskan banyak hikmah yang bisa dipetik dari keteladanan Nabi Ibrahim, yaitu sebagai seorang hamba, kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat kecuali mampu mengorbankan apa yang dicintainya. Sebagai seorang manusia, kita sadar bahwa segala kenikmatan dunia tidak ada yang kekal. Sebagai seorang patriot, kita harus memiliki jiwa baja dan pantang menyerah. Dan sebagai seorang hamba yang selalu berharap pada Tuhan-Nya, maka janganlah berputus asa. Berdo’a dan berharaplah di setiap do’a kita karena setiap do’a kita adalah ibadah dan tidak akan pernah sia-sia.