BANYUWANGI,Beritalima.com – Masyarakat Osing di Banyuwangi memiliki cara tersendiri dalam mengolah ikan laut yang kondisinya sudah tidak segar lagi. Salah satunya dengan membuat pepes ikan berekan, sebuah resep tradisional yang diyakini mampu mengubah ikan yang mulai rusak menjadi hidangan lezat dan tetap layak santap.
Menurut penuturan Aliyatun, warga Desa Tampo, Kecamatan Cluring, pepes berekan lahir dari tradisi wong Osing yang tidak ingin membuang bahan makanan, termasuk ikan yang sudah agak rusak. Dengan sentuhan rempah dan teknik memasak khas, ikan bisa kembali harum dan gurih.
“Ikan yang sudah mulai rusak harus dibersihkan ekstra, lalu dilumuri jeruk nipis agar bau amisnya hilang. Setelah itu baru dibumbui lengkap dengan bawang, kunyit, jahe, kemiri, dan diberi tambahan daun kemangi serta serai supaya wangi,” jelas Aliyatun.
Proses memasaknya pun tidak sembarangan. Ikan yang sudah dibumbui dibungkus rapi dengan daun pisang, lalu dikukus sekitar 40 menit hingga matang sempurna. Setelah itu, pepes dipanggang sebentar untuk menambah aroma khas yang membuat siapa pun tergoda.
Rahasia pepes berekan ini ada pada perpaduan rempah dan daun-daunan, seperti daun salam dan kemangi, yang menetralkan bau amis sekaligus memberi cita rasa segar.
“Begitu dibuka bungkus daun pisangnya, wanginya langsung bikin lapar,” tambah Aliyatun.
Pepes berekan biasanya disajikan bersama nasi putih hangat dan sambal, menjadikannya menu sederhana namun penuh makna.
Tradisi ini menunjukkan kearifan lokal wong Osing dalam menghargai bahan pangan dan menjadikannya kuliner yang tetap nikmat meski berasal dari ikan yang tidak lagi segar.
Kini, pepes berekan tidak hanya jadi solusi rumahan, tapi juga menjadi identitas kuliner Banyuwangi yang unik. Ia sekaligus menjadi bukti bahwa kreativitas wong Osing mampu mengubah keterbatasan menjadi kekayaan rasa.(Ron//B5)
