Perajin Pahul Ukir Bertahan di Masa Pandemi

  • Whatsapp

CIANJUR, beritalima.com | Sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020, Pandemi Covid-19 hingga kini belum menunjukkan akan berakhir. Bukan hanya kesehatan, perekonomian mengalami krisis cukup parah, tidak sedikit pengusaha gulung tikar dan pengangguran meningkat.

Hal serupa juga dihadapi Dedi Kurnia, perajin pahul ukir, “Do’a Sepuh” yang berlokasi di Kampung Cur Wangi, RT 01/RW 02, Desa Sukatani, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur. Tim beritalima berhasil mewawancarai pria berjuluk kasepuhan itu, Minggu (27/6/2021).

Dedi mengaku tidak pernah mempelajari secara khusus, keahliannya membuat joran pancing secara otodidak.

Saat masih menganggur sembilan tahun lalu, dia mencoba usaha tersebut, hasilnya terus berkembang hingga memiliki 35 pegawai namun ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, dengan perputaran uang 30% saja, kini hanya 7 orang pekerja yang tersisa.

“Saya menjual di tempat, para pemborong atau pengampas berdatangan”, ujar sang aktivis.

Menurut Dedi, hasil karyanya itu juga dijual secara online oleh anak-anak sekitar yang sengaja mengambil foto sambil bermain.

“Sayang pemerintah setempat seakan tutup mata, tidak pernah melirik atau memperhatikan kami”, pungkasnya. (Pathuroni Alprian)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait