Sumbawa Barat NTB. Beritalima.com |
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) tambang tembaga dan emas senantiasa melakukan beragam inisiatif berkelanjutan yang terimplementasikan dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Inisiatif ini mencakup pengembangan kapasitas masyarakat, agar dapat memaksimalkan kesejahteraan dan potensi sumber daya manusia dan wilayah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB),selasa (29/4/25).
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Andy Affandy selaku mitra pelaksana program dalam menjalankan program TransformaSea mengatakan, taman Wisata ini bisa beroperasi karena provinsi NTB membuat BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sehingga kegiatan yang ada di Gili Balu ini, dikelola dalam pengembangan ekonominya atau terkait dengan pendapatan dan lain-lain oleh BLUD, pengawasannya dari provinsi namun pengelola wisata nya bermitra dengan BLUD.
” Salah satu aturan di Pergub, siapa pun operator yang akan melakukan kegiatan di TWP ( Taman Wisata Perairan) Gili Balu ini harus bermitra dengan BLUD, makanya kami dalam hal ini mendorong AMMAN agar kelompok masyarakat ini (Pokwasmas,Pokdarwis dan Poklasar) dibentuk kelembagaannya menjadi Kelompok Pengelola Wisata Poto Tano dan bermitra dengan BLUD, agar kelompok masyarakat ini secara resmi (legal) bisa mendampingi kegiatan wisata. Yang mengelola wisata yang bermitra dengan BLUD, jika ada operator-operator lain di luar kelompok pengelola wisata Poto Tano dan belum bermitra dengan BLUD maka disebut ilegal,” tegasnya
Ia mengatakan terkait dengan pengembangan taman wisata perairan Gili Balu ini kawasan konservasi, maka pengembangan wisata disini bukan pengembangan wisata massal, walaupun praktik selama ini beberapa pulau di gili balu ini sudah terlanjur terkena imbas wisata massal.
” Pada kegiatan hari ini kita melakukan wisata tour yang diberikan oleh teman- teman pengelola wisata di sini. Wisata tour menyusuri petualangan ke pulau- pulau di Gili Balu, namun hari ini kita menyusuri 5 gili / pulau yakni Gili Belang, Gili Kambing, Gili Ular,Gili Kenawa dan Gili Namo, ” imbuhnya.
Andy menjelaskan bahwa Gili Balu yang dalam bahasa lokal berarti delapan pulau, merupakan gugusan pulau-pulau kecil sebanyak 8 pulau di sebelah barat laut Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang secara administratif masuk di wilayah kecamatan Poto Tano. Terdapat satu desa sebagai gerbang utama menuju ke Gili Balu, yakni Desa Poto Tano dan empat desa sekitar yang menjadi penyanggah, yakni Desa Senayang (Sepakek), Desa Tuananga, Desa Kiantar dan Desa Tambaksari.
1. Pulau Namo/Nyamuk (Gili Namo)
Pulau Namo merupakan lahan berumput dengan luas 190,90 hektar. Pada bagian tengah terdapat dua buah bukit memanjang dari arah selatan ke utara. Pada bagian utara dan barat terdapat pantai berpasir putih. Sedangkan pesisir pantai bagian timur dan selatan, ditutupi oleh hutan Mangrove dengan beragam jenis spesies dan terumbu karang.
2. Pulau Kenawa (Gili Kenawa)
Pulau Kenawa memiliki topografi datar dengan luas 196,80 ha, terdapat sebuah bukit dengan panorama sekitarnya sangat indah dan menarik. Pada bagian timur dan selatan terdapat pantai berpasir putih. Disepanjang pantai bagian barat terdapat Hutan Mangrove, dengan pesisir pantai yang terhubung dengan tebing curam di bagian utara. Sedangkan pada dua sisi Pulau Kenawa terdapat area terumbu karang yang terbentang luas.
3. Pulau Ular (Gili Ular)
Pulau Ular merupakan pulau kecil berbukit dan berbatu dengan luas 2,19 hektar. Sebagian besar pesisir pulau Ular berbatu dan bercampur pasir. Pada saat air laut surut, di bagian tenggara pulau terdapat sebuah pantai berpasir putih yang sangat indah. Di sepanjang garis pantai terdapat terumbu karang yang sangat cantik dan menarik.
4. Pulau Kambing/Batu ( Gili Kambing)
Pulau Kambing merupakan bukit berbatu berbentuk lonjong dengan luas 5,05 hektar. Pulau Kambing berada diantara pulau Belang dan Pulau Paserang. Pada bagian selatan terdapat perairan yang cukup dangkal berbatasan langsung dengan pulau Belang. Pada perairan dangkal terdapat terumbu karang yang sangat cocok untuk budidaya spesies ikan jenis tertentu, seperti Hiu, Ikan Pari dan sejenisnya.
5. Pulau Mandiki (Gili Mandiki)
Pulau Mandiki merupakan bukit kecil berbatu, dengan luas 0,24 hektar. Pulau Mandiki juga terkenal sebagai tempat bersarangnya Burung Camar. Perairan sekitar Pulau Mandiki merupakan perairan dangkal dan karang yang datar terutama di bagian tenggara pulau yang memiliki kualitas dan nilai konservasi yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk kegiatan diving dan snorkeling. Potensi lokasi penyelaman dengan fasilitas-fasilitas dasar dan lokasi yang dirancang dengan zona larangan menangkap ikan.
6. Pulau Paserang (Gili Paseran)
Pulau Paserang sebagian besar daratannya merupakan padang rumput dan savana, dengan luas 45,77 hektar. Pada bagian barat terdapat bukit yang memanjang dari utara ke selatan. Wilayah pesisir Pulau Paserang dikelilingi oleh pantai berpasir putih. Terumbu karang yang indah dan hutan Mangrove menutupi pantai bagian barat pulau. Perairan laut yang jernih dan terumbu karang indah dan cantik menyajikan area diving yang sangat indah dan menarik. Keunikan karakter pulau ini dipadukan dengan keindahan pesisir pantai yang luas dan berpasir putih (Pemda KSB, 2022).
7. Pulau Kalong (Gili Kalong)
Pulau Kalong didominasi oleh bukit dan lembah yang sangat indah dan menarik, dengan luas 196,80 hektar. Pada bagian pesisir barat dan selatan terdapat Hutan Mangrove dan terumbu karang yang cukup luas. Pada bagian timur terbentang memanjang pantai berpasir putih.
8. Pulau Belang (Gili Belang)
Pulau Belang merupakan rawa berbentuk telaga yang didiami oleh berbagai habitat flora dan fauna, dengan luas 492,65 hektar. Sebagian kecil dari wilayah pesisir Pulau Belang berpasir putih. Pada pesisir bagian utara merupakan perairan yang cukup dangkal dengan terumbu karang yang indah dan menarik. Pada bagian lereng barat daya terdapat sebuah pantai kecil yang dikelilingi oleh hutan Mangrove.
” Sebagai Lifeguard / Guide Wisata Gili Balu (Masyarakat Lokal yang mendapat pelatihan dari AMMAN) sebagai mitra untuk mengelola Taman Wisata Perairan di Gili Balu Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)” pungkasnya (R)







