Jakarta, beritalima.com – Peran keluarga agama – agama Abrahamik dalam meningkatkan perdamaian di dunia, dikupas dalam Webinar Internasional. Tema peran keluarga dalam Webinar yang diselenggarakan Selasa (27/10/2020) menghadirkan tokoh agama Islam, Kristen dan Yahudi.
Dalam tema peran keluarga Abrahamik itu diharapkan dapat membangun dialog dan relasi yang lebih baik antar pemeluk ketiga agama Abrahamik tersebut demi perdamaian dan kemajuan peradaban manusia.
“Tiga Keluarga Agama Abrahamik, pemeluknya saat ini melebihi setengah dari penduduk dunia. Tema itu, adalah lanjutan dari Abrahamic Faiths Roundtable yang pertama digelar 22 Juli 2020 lalu,” kata Menteri Agama RI Fachrul Razi, dalam Webinar Internasional yang diselenggarakan atas kerjasama Institute Leimena dengan Kementerian Agama.
Dikatakan Fachrul Razi, dari jumlah pemeluk agama Abrahamik separuh penduduk dunia. Menurutnya sangat berpengaruh besar bagi perdamaian dunia.
“Dalam sejarah, kehidupan bersama yang damai serta diwarnai kerjasama antar pemeluk agama Islam, Kristen, dan Yahudi telah membawa banyak kemajuan dalam peradaban,” pungkasnya.
Namun disayangkan Menteri, kerap terjadi ketegangan dan konflik di antara pemeluk tiga agama tersebut hingga menyebabkan stagnasi peradaban, bahkan kemunduran yang disertai korban yang tak terhitung jumlahnya.
“Saya telah mengutarakan pemikiran bahwa tugas utama kita adalah mencari titik-titik temu sebagai Keluarga Besar agama-agama Abrahamik untuk dapat bekerja sama demi Perdamaian dan Kemajuan Peradaban Manusia,” ujar Menteri Fachrul Razi.
Lanjut Menteri dalam pernyataannya, ia menyatakan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan kepada para pemeluknya. Semua agama mendorong umatnya untuk mewujudnyatakan nilai-nilai agama dan kebajikan dalam hidup dan kehidupan mereka, baik sosial, politik, udaya, ekonomi, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
“Bahkan semua agama juga mengajarkan akan adanya kehidupan yang lebih abadi, di akhirat kelak,” Jenderal (Purn) TNI Fachrul Razi, yang pernah menjabat sebagai Wakil Panglima TNI.
Hal lain diakui juga oleh Fachrul Razi bahwa ketiga agama tersebut tidak selalu hidup dalam kedamaian karena hadirnya berbagai perbedaan kepentingan yang ikut bersama, baik kepentingan yang bersifat politik, ekonomis, sosial budaya, dan bahkan keamanan (security).
“Perbedaan kepentingan tersebut telah ikut mengganggu hubungan dan relasi antara agama-agama Abrahamik tersebut,” tuturnya.
Demikian permasalahan itu, ditandaskan pria yang pernah masuk dalam tim pendiri partai Hanura, dalam pernyataannya menyatakan bahwa perdamaian dunia ikut terganggu oleh karena hubungan dan relasi yang tidak harmonis tersebut.
“Bagaimana ketiganya dapat ikut berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia khususnya di antara para pemeluk ketiga agama tersebut,” tuturnya.
Lebih jauh ditambahkan Menteri Agama RI, cita – cita perdamaian hanya dimungkinkan ketiganya bergerak bersama mencari lebih banyak titik-titik temu daripada titik perbedaan. “Saya pikir kita punya kesamaan pendapat, bahwa tidak akan ada perdamaian tanpa komunikasi,” imbuhnya.
Reporter : Dedy Mulyadi