Perang Nikel

  • Whatsapp

Bulan Januari 2020, di Indonesia keluar peraturan baru yang mengguncang dunia. Peraturan itu berbunyi, “Dilarang ekspor biji nikel keluar negeri”.

Peraturan itu jelas membuat sebagian negara kelabakan, terutama Eropa. Eropa yang banyak bergantung pada industri baja dengan biji nikel sebagai salah satu unsur pentingnya, merasa dirugikan Indonesia.

Pabrik-pabrik mereka bisa tutup, dan sebelum itu terjadi mereka menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Kebijakan ini datang dari Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi. Opung Luhut melihat bahwa Indonesia selama bertahun-tahun dirugikan dengan dikeruk sumber daya alamnya, tapi tidak mendapat apa-apa.

Nikel boleh diekspor, kalau sudah diolah di dalam negeri. Karena itu, perusahaan yang membutuhkan nikel harus membangun smelter di sini. Dan itu berarti mereka harus investasi triliunan rupiah.

Sebenarnya, yang terkena dampak paling besar pelarangan ekspor mentah bijih nikel bukan Eropa, melainkan China. Menurut Luhut, 98 persen bijih Nikel selama ini diserap China.

Cuma China adalah negeri pedagang. Mereka tahu, daripada ribut kayak Eropa, mendingan taruh duit di Indonesia. Dan investasi besar pun masuk ke negeri ini.

Pembangunan smelter itu tidak mudah. Teknologinya belum semua kita kuasai. Karena itu, China selain mengirimkan uang juga mengirimkan orang. Inilah yang selalu menjadi isu kalau TKA China menguasai negeri.

Padahal, masuknya TKA China sebenarnya sekalian pengalihan teknologi. Kelak, kalau Smelter dengan investasi puluhan triliun rupiah itu jadi, maka berbondong-bondong tenaga kerja Indonesia terserap untuk bekerja. China hanya menyiapkan pondasinya saja..

Cuma ya itu..

Karena ada negara yang marah sebab biasanya dapat nikel murah, mereka lalu menghembuskan isu melalui tentakel mereka di Indonesia. “Ssst, China akan menguasai ekonomi Indonesia..” begitu bisik mereka.

Kelompok negara kaya itu tahu, bahwa Indonesia pernah punya sejarah panjang akar konflik dengan etnis China. Karena itu mereka telaten mengipasi isu itu sedikit demi sedikit, supaya kelak apinya membesar.

Apalagi dengan adanya perang dagang AS versus China, maka isu itu menjadi penting. Ini mirip dengan situasi pada masa Perang Dingin, di mana dua blok besar dunia Barat dan Timur, saling berebut pengaruh.

Dari gambar besar ini, kita seharusnya paham, kenapa LBP sekarang selalu diserang. Karena dialah sekarang lokomotif Jokowi dalam menuju konsep Indonesia maju.

Seperti kata seorang teman, “Indonesia itu matahari baru. Minyak bumi sudah habis, ke depan semua teknologi akan pakai listrik. Dan nikel Indonesia akan merajai dunia…”

Seruput kopinya.

Denny Siregar

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait