SURABAYA, beritalima.com | Meski di tengah pandemi Covid-19, perawatan atau pemeliharaan Taman Hutan Raya (Tahura) di Kota Surabaya berjalan rutin seperti biasa. Namun, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti petugas pakai masker.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menyatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, perawatan atau pemeliharaan tahura tetap rutin dilakukan. Setidaknya, ada 12 Tahura yang dikelola DKPP Surabaya.
“Perawatan kita rutin setiap hari, ada petugas-petugas kita di setiap tahura itu. Tapi protokolnya tetap berjalan, seperti petugas pakai masker,” kata Herlambang, Kamis (09/07/2020).
Selain mewajibkan petugas memakai masker, kata Herlambang, pihaknya juga menyediakan tempat cuci tangan di setiap tahura itu. Untuk bisa menikmati keasrian tahura, pengunjung harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Setiap pengunjung yang datang wajib pakai masker, jaga jarak serta datang tidak bergerombol. “Tempat cuci tangan juga sudah kita sediakan, kita pasang,” katanya.
Dalam penyemprotan tanaman, pihaknya dibantu Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) serta Dinas Pemadam Kebakaran (PMK). Khususnya, ketika pemeliharaan tanaman di lahan baru. “Kita juga dibantu DKRTH dan Dinas PMK dalam penyiraman tanaman,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, beberapa tahura di Surabaya telah dilengkapi dengan Sentra PKL (Pedagang Kaki Lima). Setiap pedagang ataupun pembeli juga wajib menerapkan protokol kesehatan ketat. Bahkan, pihaknya tegas melarang buka bagi pedagang yang tak menerapkan protokol kesehatan.
“Saya waktu awal itu tidak mau buka kalau mereka (pedagang) tidak menerapkan protokol kesehatan. Saya minta jika buka, maka protokolnya juga harus siap. Kita batasi juga jumlah pengunjungnya,” ujarnya.
Ia mencontohkan, seperti di Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya. Penerapan one gate system atau pemberlakuan satu jalur juga dilakukan. Tujuannya supaya pengunjung tak saling berpapasan untuk mencegah penularan Covid-19. Tak hanya itu, setiap pengunjung juga dilakukan pemeriksaan thermogun (suhu tubuh) serta penyemprotan disinfektan.
“Seperti di MIC (Mangrove Information Center) Wonorejo itu ada sentra PKL juga. Kita batasi pengunjung kalau ramai, tapi selama ini tidak terlalu ramai,” ungkap dia.
Di beberapa titik tertentu, pihaknya juga menyiagakan petugas pengawas. Mereka bertugas mengontrol setiap pengunjung yang datang. Bahkan ketika ada pengunjung yang tak pakai masker, petugas pun tak segan untuk melarang masuk ke lokasi.
“Pengunjung ketika mereka masuk sudah kita kontrol. Petugas pengawas juga pakai face shield dan melakukan pemeriksaan thermogun (suhu tubuh) pengunjung. Kita juga batasi jika pengunjung ramai,” pungkasnya. (*)