JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat dari Dapil I Provinsi Jawa Timur bidang kesehatan dan tenaga kerja, Lucy Kurniasari mendesak Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo segera menambah Mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan virus Corona di Indonesia.
Desakan tersebut disampaikan Lucy setelah dia menerima banyak keluhan masyarakat mengenai lamanya hasil pemeriksaan virus yang telah merenggut puluhan ribu nyawa itu dikeluarkan Kementerian Kasehatan. Malah ada pasien yang meninggal tetapi keluarganya belum mengetahui apakah terpapar atau tidak virus Corona.
“Itu terjadi karena permintaan sampel untuk diperiksa menumpuk akibat tidak sebandingnya jumlah sempel dengan kemampuan Mesin PCR yang dimiliki,” kata politisi senior Partai Demokrat tersebut kepada Beritalima.com, Selasa (31/3) pagi.
Selain karena Mesin PCR yang dimiliki Kementerian Kesehatan terbatas, ungkap Ning Suroboyo 1986 tersebut, usia peralatan yang dimiliki juga sudah relatif tua sehingga sulit untuk dipacu mengejar sampel yang dari hari ke hari terus bertambah signifikan.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Surabaya itu mengaku, belakangan tugas tersebut sudah dibagi ke sejumlah lembaga, diantaranya Eijkman yang laboratoriumnya berada di kompleks RSCM Jakarta, Rumah Sakit Unair Surabaya dan Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Menular yang tersebar di 10 kota di Indonesia.
Namun, kata Lucy, banyaknya permintaan sampel untuk diperiksa serta terbatasnya jumlah dan kemampuan mesin membuat langkah yang dilakukan itu belum dapat mengatasi lamanya hasil laboratorium diterima pasien atau keluarga pasien.
Selain itu, jelas Lucy yang sudah tiga periode sebagai wakil rakyat Kota Surabaya dan Sidoardjo tersebut, Mesin PCR terbukti paling baik presisinya menditeksi pasien terpapar virus Corona.
Karena itu, menurut perempuan berhijak kelahiran Surabaya, 4 Pebruari 1968 tersebut, penambahan Mesin PCR menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi. “Ini tugas Pak Doni Monardo untuk memenuhinya,” demikian Lucy Kurniasari. (akhir)