SURABAYA, beritalima.com- Tak lama lagi, Walikota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini, bakal ‘lengser keprabon’ karena sudah menduduki kursi walikota selama dua periode.
Beberapa nama kandidat bakal calon walikota (Bacawali), pengganti Risma, belakangan ini langsung muncul ke permukaan. Terutama dari kalangan partai politik.
Terbaru, kader PPP, Lia Istfhama, mulai inten melakukan silatarrahmi dengan beberapa tokoh. Termasuk lintas partai politik. Apakah silaturrahmi ini untuk ‘cek sound’ (baca’ penjajakan dukungan)?
“Saya rasa lebih penting menjalin hubungan baik dengan semua relawan Pilgub pasangan (Khofifah-Emil),” tutur Lia, yang juga seorang dosen dan aktivis.
Terkait topik seduluran, Lia tidak menjelaskan secara eksplisit partai mana saja yang sudah ia jalin silaturahmi. Menurutnya, dari awal ia ingin membangun silaturahmi.
“Alhamdulillah, silaturahmi dengan beberapa kawan lintas partai sudah terjalin meski tentunya belum optimal. Setidaknya sudah dan terus terjalin. Maaf ya, saya tidak dekati orang karena urusan klaim dukungan, lho. Karena saya setiap berkomunikasi, saya harap adalah silaturahmi seduluran. Yang sebelumnya sudah kenal, semakin baik hubungan. Yang sebelumnya cukup tahu nama, jadi kenal. Dinilai positif lah. Gak usah gopoh minta restu dukungan kepada para tokoh partai. Kenapa saya tekankan begitu? Karena setiap partai memiliki kader mumpuni. Punya kader hebat. Jadi tidak perlu cepet menilai yang diluar partai bisa serta merta diterima oleh kader internal suatu partai. Tapi kalau hubungan niat silaturahmi, maka bisa luwes tanpa beban,” paparnya.
Disinggung soal Demokrat yang dikabarkan melirik kader NU, Lia merespon positif.
“Demokrat partai besar. Dan ketika partai besar juga mengapresiasi secara positif kemunculan kader-kader NU, maka hal ini harus kita nilai positif juga. Saya sendiri pernah bertemu dengan pak Mahmud. Namun tidak ada pembicaraan klaim dukungan. Saat itu beliau banyak bercerita soal kampanye Pilgub (Khofifah Emil). Saya salut dengan cara beliau memaparkan kampanye Pilgub kemarin,” katanya.
Sementara itu, salah satu staf di kantor PPP, Aisyah Dwi, mengaku kaget ketika Lia Istifhama dipanggil dengan sebutan ‘Bu Wali’ oleh rekan-rekan PPP.
“Saya kaget. Tapi mbak Lia ya begitu orangnya. Tidak kelihatan sombong sama sekali. Senyum dan selalu bilang makasih kalau disebut ‘Bu Wali’. Mbak Lia ternyata tidak berubah. Meski masuk bursa Pilwali Surabaya, tetap saja suka menyapa. Tidak harus disapa duluan. Orangnya memang familiar. Selama di PPP, saya tahunya mbak Lia ini sabar dalam komunikasi dengan orang lain. Tidak pernah marah,” terang Dwi. (Red)