SURABAYA, beritalima.com – SD Muhammadiyah 15 Surabaya turut membantu meringankan beban penderitaan para korban tanah longsor dan banjir di Kabupaten Pacitan. Bantuan mereka serahkan melalui Lazismu Surabaya, Jum’at (15/12/2017).
Bantuan itu berupa uang sekitar Rp 6 juta, kemudian beras, sarimi, air mineral, baju, celana, sarung, selimut, gula, kopi dan masih banyak yang lainnya.
Sumbangan dari keluarga besar SD Muhammadiyah 15 Surabaya itu diterima Khorul Anam, Wakil Sekretaris Lazismu Surabaya, disaksikan Irwandono SH, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung, Surabaya.
“Semoga bantuan ini bisa menolong saudara-saudara kita yang kena musibah bencana tanah longsor dan banjir di Pacitan,” kata Khoirul Anam.
Bantuan itu berasal dari sumbangan sukarela dari para siswa, wali murid dan para guru serta staf SD Muhammadiyah 15 Surabaya yang dikenal dengan sebutan Limas ini.
Bantuan itu berupa apa saja. Zidna Aisy Syareefah, siswi kelas 5 Buya Hamka, mengaku telah menyumbangkan pakaian. “Saya ikhlas menyumbang untuk teman-temanku yang kena musibah tanah longsor dan banjir di Pacitan,” ujarnya. “Kasihan mereka,” tambahnya.
Irwandono SH, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung, mengatakan, “Semoga bantuan ini berguna dan bisa memperingan penderitaan warga Pacitan yang terkena musibah.”
“Yuk kita doakan semoga musibah yang terjadi bisa segera berakhir dan tidak terulang lagi,” ucapnya, yang diamini para siswa.
Sekertaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Wiyung, Mike, berharap kegiatan ini bisa membumikan sunnah Rasul, peduli sesama ummat Islam, dan mempererat Ukhuwah Islamiyah.
Sementara itu sehari sebelumny sekolah inspiratif ini menggelar sosialisasi mengatasi kesulitan belajar. Kegiatan ini dilakukan oleh Asosiasi Psychology Indonesia (APSI) bersama Dinas Pendidikan Kota Surabaya, diikuti wali murid dan siswa-siswi kelas 5 dan 6, serta wali murid.
Nurul Indah Susanti S.Psi, M.Si, Psi, Direktur Lembaga Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, mendapat amanah dari Dinas Pendidikan Surabaya untuk sosialisasi belajar efektif jelang ujian. Dikatakan, dengan sosialisasi diharapkan anak-anak bisa belajar dengan baik, nilai yang diperoleh bagus dan membanggakan.
“Anak-anak harus bisa mandiri. Sholat, ngaji dan belajar tidak disuruh orang tua, supaya anak anak nanti nyaman dan siap hadapi ujian, itu yang pertama,” kata Nurul.
Kedua, lanjut dia, menyiapkan fisik, yakni belajar, tidur, harus seimbang. Dan yang ketiga, doa.
Dia pesan pada orangtua untuk mencium kening anak sebelum tidur. “Setiap malam sebelum tidur dielus anaknya, cium keningnya, karena itu menimbulkan perasaan anak bisa tenang dan terlindungi oleh orang tua,” pesannya.
Diungkapkan, penyebab anak mengalami kesulitan belajar salah satunya adalah HP. Menurutnya, orangtua dan anak harus buat kesepakatan kapan anak-anak boleh pegang HP, karena Senin sampai Jumat anak-anak harus konsentrasi belajar.
“Kedua buat edukasi bahwa HP hanya dipakai komunikasi. Dan ketiga memfilter menu HP. Kunci utama di rumah, bapak ibu tidak boleh pasrah 100% kepada sekolah,” pungkasnya. (Ganefo)