BONDOWOSO, beritalima.com – Bupati Bondowoso Drs KH Salwa Arifin meresmikan langsung pengoprasian aplikasi Ketan Jahe (Kecamatan Tegalampel Menuju Jaringan Hebat) di Aula Sekolah SMK PP Negeri 1 Tegalampel, Selasa (22/12).
Dalam peresmian ini, tampak para tamu undangan patuhi protokol kesehatan yakni menerapkan perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan dengan sabun).
Aplikasi ‘Ketan Jahe’ merupakan sebuah hasil inovasi yang mempunyai banyak kelebihan. Yang mana aplikasi tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Pendamping Desa (PD), pihak desa dan beberapa pihak terkait. Dan telah diterapkan di setiap desa/kelurahan diwilayah Tegalampel sejak awal 2019 lalu.
Adapun kelebihannya, diantaranya aplikasi ini dapat memuat data kependudukan, ekonomi, infrastruktur, kesehatan, kondisi sosial, pendidikan dan sebagainya. Hingga jumlah janda, anak putus sekolah, anak yang mondok di Ponpes di masing-masing desa bisa diketahui.
Tak hanya itu, jika ada warga yang pindah atau ada warga baru juga akan dicatat. Termasuk ada berapa petani, PNS dan pedagang dapat diketahui. Hingga kondisi jalan yang baik dan rusak pun terdata.
Dalam sambutannya, Bupati Salwa Arifin mengaku bahwa dirinya sangat bangga terhadap Kecamatan Tegalampel. Karena telah ada dua potensi yang menjadi inovasi. Pertama yakni aplikasi ‘Sekarputih Pint@r’, yang mana telah mendapatkan penghargaan Kovablik dari Gubernur Jawa Timur.
“Saat ini kita resmikan pengoprasian aplikasi ‘Ketan Jahe’. Ini merupakan potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Tegalampel. Saya sangat respon, terima kasih dengan aplikasi ini,” katanya.
Bupati Salwa berharap agar aplikasi ‘Ketan Jahe’ bisa menjadi contoh untuk kecamatan yang lain. Menurutnya, Bondowoso akan betul-betul melesat bisa semua kecamatan bisa menerapkan aplikasi serupa.
“Betapa hebatnya Bondowoso. Akan betul-betul melesat Bondowoso ketika semua kecamatan menerapkan aplikasi semacam ini,” paparnya disambut dengan tepuk tangan para hadirin.
Karena dengan Aplikasi ‘Ketan Jahe’ dapat memudahkan para operator Kecamatan dan desa untuk menginput data warga secara me detail.
“Maka saya sampaikan terima kasih kepada pak Camat Tegalampel yang telah meluncurkan aplikasi ‘Ketan Jahe’ ini,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Bondowoso itu pun berharap agar supaya aplikasi tersebut betul diterapkan dengan benar dan tepat.
“Karena kebutuhan sebenarnya, untuk memberikan pelayanan yang verfak, tepat, dan benar. Tentunya peran operator yang juga sangat penting. Diharapkan semua petugas tetap semangat, tetap bekerja yang serius untuk bersama-sama membangun Bondowoso” jelasnya.
Sementara itu, Camat Tegalampel, Ferry Hadi Sutjipto menjelaskan bahwa dengan aplikasi tersebut, input data di masing-masing desa dapat dilakukan secara bottom up atau door to door.
“Yaitu pencacahan segala aspek yang ada di masing-masing warga. Apakah kategori miskin, disabilitas, putus sekolah, sudah punya KTP atau tidak dan sebegainya,” terangnya.
Pelaksanaan ‘Ketan Jahe’ terutama pendataan sudah dimulai awal Februari 2019 lalu. Yaitu dengan metode pengisian jurnal desa yang diampu masing-masing kepala dusun dan melibatkan RT/RW.
“Setiap satu perangkat desa mencacah 10 jiwa setiap hari. Maka kalau ada 8 perangkat maka ada 80 jiwa yang didata setiap hari. Hingga akhirnya aplikasi ini diresmikan hari ini,” terangnya.
Namun demikian kata dia, aplikasi ini belum bisa diakses secara online karena dikhawatirkan ada kebocoran data. “Makanya kami butuh tim ahli dari kabupaten untuk membantu melindungi data ini,” terang Ferry.
Sekedar diketahui, Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso terdapat 1 Kelurahan dan 7 Desa yakni Kelurahan Sekarputih, Desa Karanganyar, Mandiro, Tanggulangin, Klabang, Purnama, Klabang Agung dan Tegalampel. (*/Rois)