PANGKALPINANG – Proyek pembangunan bandara baru Depati Amir Pangkalpinang Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kembali molor diresmikan Kementrian Perhubungan.
Proyek pekerjaan bandara baru ini masih terkendala sejumlah kegiatan teknis. Proyek yang berjalan sejak Januari 2016 dan berakhir pada September 2016, tidak berjalan mulus seperti yang sudah direncanakan.
Perusahaan pemenang tender pengerjaan bandara baru, yakni PT. Subota International Contractor, perusahaan asal Jakarta tidak mampu menyelesaikan proyek tersebut. Bandara baru masih belum menyelesaikan jalan masuk dan lahan parkir bandara.
“Jadi, masih kita gunakan terminal yang lama. Sesuai arahan pak Menteri waktu kunjungan di tanggal 2, kita memang diarahkan pengoperasian itu di November. Kondisi kenapa bandara Depati Amir tidak bisa digunakan sampai saat ini, itu terkendala fasilitas jalan masuk dan lahan parkir.
Terkendala konstruksi, sudah dilakukan sejak Januari 2016, tapi ternyata pelaksana yang lama, PT Subota International Contractor asal dari Jakarta itu wan prestasi, jadi kontrak yang berakhir sampai September tidak bisa diselesaikan, dan pekerjaannya kurang dari 30 persen yang sudah dibangun. Artinya sampai bulan September kemaren, itu memang kondisi jalan masuk dan parkir tidak bisa dipakai,” beber GM PT Angkasa Pura II Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Eko Prihadi.
Sisa pekerjaan yang dilakukan Subota, sekarang dalam proses penetapan penunjukan langsung oleh salah satu BUMN karya, yakni ke PT Brantas Abipraya Medan.
Namun, mengingat sampai hari ini belum dikerjakan, Eko mengaku proses pengerjaan akan sangat berat, karena sisa waktu tinggal 4 minggu lagi. Sementara, pihak Kementerian pada pekan terakhir Oktober 2016 akan melakukan verifikasi bandara.
Sejumlah hal yang diverifikasi, diantaranya fasilitas udara, taxiway (landas ancang), parkir pesawat atau apron, dan fasilitas pendukung lainnya. Pembangunan terminal sendiri, sampai hari ini, ujar Eko secara fisik sudah 100 persen dikerjakan.
“Dalam waktu tersebut kita kejar, supaya pada hari H, November itu kita sudah mulai operasikan bandara dengan syarat lolos verifikasi dari Kementerian Perhubungan, yang rencananya dilakukan minggu depan,” ujarnya.
Dikatakan Eko, dalam waktu tersisa 1 bulan ini, semua persiapan di terminal sudah dikerjakan, dan dipastikan pada bulan November sudah siap digunakan, seperti fasilitas untuk komersial yang sudah mulai fitting out.
“Kemudian, di sisi terminal untuk uji coba areal check in sudah berhasil, itu sudah bisa. Apron ada sekitar 9, dan ini semuanya sambil nunggu verifikasi. Jadi dari kami, bandara Depati Amir hanya menyiapkan semua kemungkinan-kemungkinan termasuk persiapan kita untuk pindah,” terangnya.
Selanjutnya dikatakan Eko, nanti terminal baru dinyatakan lolos verifikasi, kemungkinan besar kita operasikan November bisa dilakukan. Sangat tergantung di verifikasi dan fasilitas sisi darat tadi,” terangnya.
Untuk mengejar target penyelesaian, pihaknya meminta kepada kontraktor agar menambah jumlah personil.
“Beberapa hari ini, di awal-awal September sampai Oktober ini kita hujan, pas panas sekarang kita kebut. Kita juga sudah koordinasi dengan kontraktor untuk tambah personil agar cepat penyelesaian jalan masuk depan,” ujarnya.
Eko menjelaskan, bahwa perencanaan pembangunan bandara baru sejak awal banyak terjadi dinamika. Yang tadinya memang bisa dilakukan Pemprov waktu itu, tapi karena ada perubahan regulasi, sehingga apa yang harusnya direncanakan dilakukan Pemprov tidak bisa dilakukan.
Sehingga harus dilakukan sendiri oleh Angkasa Pura. Kita harus melakukan usulan pekerjaan itu, usulannya sudah jalan, tapi ternyata yang kita dapatkan adalah kita mendapatkan satu kontraktor wan prestasi, itu sangat disayangkan. Yang harusnya sudah selesai September, tapi karena wan prestasi akhirnya tidak bisa diselesaikan, tandasnya. (Rya).