SURABAYA, beritalima.com | Mewabahnya Covid-19 di berbagai negara, mendorong kekhawatiran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atas kondisi warganya. Untuk mengantisipasi penyakit berbahaya itu, Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini memiliki cara menangkalnya dengan berupaya meningkatkan daya tahan tubuh warganya. Sejak membuka dapur umum di halaman Balai Kota, tiap hari Pemkot Surabaya membagi-bagikan minuman tradisional “Wedang Pokak” dan telur rebus ke warganya di berbagai kecamatan. Melalui minuman dan makanan yang dimasak di dapur umum itu, imunitas tubuh diyakini bisa bertambah.
Tak hanya warga yang tinggal di perkampungan atau perumahan yang dikirimi pokak dan telur. Namun, kalangan minoritas, seperti psikotik atau yang mengalami gangguan jiwa di Liponsos Keputih, Anak-anak berkebutuhan khusus di Liponsos Kalijudan, Penderita Kusta di Liponsos Babat Jerawat, kemudian anak-anak Kampung Negeri hingga Panti Wredha, yakni para orang tua yang sudah lanjut usia pun tak lepas dari perhatian Wali Kota Risma.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Eddy Christyanto menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya juga sangat memperhatikan kalangan minoritas itu. Makanya, atas perintah Wali Kota Risma, ia mengirimkan pokak dan telur rebus ke kalangan tersebut.
“Kita diminta memperhatikan penghuni Liponsos. Orang-orang penyandang psikotik, sebenarnya telah kita latih hidup sehat. Tapi memang kadang sak karepe dewe. Kita beri minuman dan telur untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka,” kata Eddy, Sabtu(21/3/2020).
Saat ini, supplay makanan dan minuman herbal untuk penghuni liponsos berasal dari dapur umum. Nantinya, lanjut Eddy, UPTD terkait yang akan menyediakan asupan itu untuk penghuni dan petugas yang ada.
“Ini untuk mendorong pengelola dalam membuatkan makan pagi dan minuman yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Minimal sehari sekali, itu sudah luar biasa. Untuk penghuni liponsos yang jumlahnya sekitar 1.200 orang, kira kira membutuhkan 8 galon (besar) air,” terangnya.
Kepala BPPD dan Linmas ini menambahkan, pemberian asupan makanan dan minuman yang sehat juga diberikan pemerintah kota kepada para pasien di rumah sakit. Menurutnya, Pimpinan RS Soewandie dan RS Bhakti Dharma Husada diminta untuk memberi minum pokak dan telur rebus itu, sepanjang boleh dikonsumsi oleh pasien. “Selain pasien, petugasnya juga, termasuk perawat dan dokternya,” kata dia.
Di rumah sakit, pembuatan minuman pokak dan telur rebus lebih mudah, karena memiliki dapur sendiri, apalagi setiap hari melayani konsumsi pasien.
Di samping itu, Eddy menjelaskan bahwa dapur umum itu didirikan sejak empat hari lalu. Eddy menyebut, di awal-awal pihaknya hanya bisa melayani tiga kecamatan, yakni Semampir, Kenjeran dan Bulak. Setelah itu, dilanjutkan ke enam kecamatan yang diberi pokak dan telur, meliputi Wonokromo, Asemrowo, Tambaksari, Jambangan, Gayungan dan Sawahan. “Hari ini tadi, kita kirim ke Sukolilo, Rungkut, GunungAnyar dan Tengggilis,” tegasnya.
Besarnya jumlah warga yang harus diberi pokak dan telur, menuntut bertambah banyaknya pula tenaga operasional di dapur umum itu. Ia pun bersyukur tenaga operasional di dapur umum it uterus bertambah setiap harinya. Jika di awal pendirian terdapat sekitar 100 orang, kini tenaga yang terlibat di dapur umum itu mencapai 300 orang.
“Kita tak menginstruksikan. Di (Pemkot) Surabaya ketika bisa dikerjakan dengan gotong royong, semua OPD siap bantu, tanpa diperintah,” tuttur Eddy.
Dengan bertambahnya jumlah tenaga yang terlibat di dapur umum itu, praktis tenda yang dibutuhkan juga semakin banyak. Di hari pertama hanya terdapat 4 tenda, di hari kedua sudah bertambah 8 tenda, dan sekarang menjadi 12 tenda. Meski jumlah warga yang dilayani banyak, namun dukungan dari berbagai elemen masyarakat juga mengalir.
“Tadi ada bantuan dari Ikatan Notaris yang membantu telur sama Jahe, ada dari perusahaan spiku bantu sekitar 3000 telur dan dari Comfeed bantu sekitar 700 kilogram telur. Jadi masyarakat banyak yang bantu, kami sampaikan terima kasih banyak atas bantuan ini,” pungkasnya. (*)