Perilaku Mahasiswa Tanggulangi Covid-19

  • Whatsapp
Prof. Emy Susanti guru besar FISIP UNAIR

SURABAYA, Beritalima.com | Sejak beberapa bulan terakhir pandemi Virus Corona atau Covid-19 telah melanda di seluruh dunia. Di Indonesia, pada Sabtu (25/4/2020) tercatat sebanyak 8.607 kasus positif Covid-19. Dampak yang ditimbulkan pun beragam, mulai dari ekonomi, sosial, hingga politik.

Meski pandemi Covid-19 dirasakan seluruh masyarakat dari berbagai negara, tetapi belum banyak diketahui data tentang perilaku sosial dalam upaya penanggulangan Covid-19, utamanya dalam komunitas perguruan tinggi.

Prof. Dr. Emy Susanti, MA., Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP UNAIR) memberikan penjelasan. Dalam risetnya, untuk mengetahui pemahaman mahasiswa dibuatlah skema penugasan kajian kebijakan strategis. Skema tersebut untuk membantu pemerintah dalam membuat kebijakan mobilisasi mahasiswa dalam penanggulangan Covid-19.

“Saya ingin tahu dengan mengetahui pemikiran mahasiswa, pemahaman mahasiswa tentang Covid, dan kegiatan yang bisa dilakukan. Melakukan riset ini, namanya skema penugasan kajian kebijakan strategis. Jadi kita membuat untuk memberikan masukan kebijakan,” terang Prof Emy, Senin (27/04/2020).

Dengan menggunakan data kuantitatif, Prof Emy menjelaskan bahwa riset tersebut disebar luaskan ke seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan responden lebih dari 2.500 selama 10 hari. Dengan fokus hasil kepada data mahasiswa, sebanyak 1.740 mahasiswa yang mengisi seluruh kuesioner.

Dari sebaran kuesioner itu, 68 persen diisi oleh perempuan sementara 32 persen laki-laki, dengan jenjang pendidikan 80 persen mahasiswa S1, 18 persen mahasiswa S2, dan 5 persen mahasiswa S3.

“Dengan komposisi yang menjawab setidaknya kita yakin ini adalah representasi seluruh Indonesia. Perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang klaster mandiri (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum), binaan, madya, semua mengisi. Dengan mengisi kuesioner responden yang mengetahui info tentang Covid-19 paling besar dari media sosial 98,6 persen, media elektronik itu 92,4 persen,” terangnya.

Menurut Prof Emy, terdapat 80 persen mahasiswa yang menyebarkan langsung ke pihak lain setelah mendapatkan informasinya. Dan hampir semua mahasiswa menyebarkan kepada keluarga inti dan teman-teman dekat.

“Yang mengherankan,” lanjutnya, “Masih ada mahasiswa yang beranggapan bahwa penularan Covid-19 berkaitan dengan agama tertentu. Sebanyak 14,3 persen ras, 12,6 persen etnik, 13,5 persen agama. Itu kan sesuatu yang bias, ya. Di antara mahasiswa kok, masih menghubungkan (Covid-19, Red) dengan hal-hal lain, “ucap Prof Emy.

“Dia mengerti penanggulangan urusan puemerintah pusat, daerah, RT, RW, camat, lurah, tokoh masyarakat, tetapi masih ada 4,1 pesen yang merasa bahwa Covid-19 bukan urusan tokoh masyarakat,” tambahnya.

Bagi prof Emy, data tersebut sebagai gambaran awal untuk dapat memobilisasi mahasiswa sebagai upaya membantu penanggulangan Covid-19. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan masukan bagi kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 secara optimal. Juga keikutsertaan UNAIR di garis terdepan penanggulangan Covid-19 tidak hanya dalam bidang medis, tetapi juga dalam bidang sosial humaniora. (yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait