Peringati HAN, Ketua TP PKK Trenggalek Ingin Jadikan Anak Sebagai Subjek Pembangunan

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Menjadi salah satu narasumber dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Pasar Pon Kabupaten Trenggalek, Ketua Tim Penggerak (TP PKK) Kabupaten Trenggalek Novita Hardini, inginkan anak tidak hanya menjadi objek pembangunan saja, melainkan juga sebagai subjek pembangunan.

Anak sendiri merupakan sumberdaya bagi pembangunan yang akan datang sehingga tumbuh kembangnya perlu kita kawal dengan optimal. Untuk berkembang dengan baik tentunya perlu adanya pendampingan dari para orang tua dan ilmu parenting yang baik.

Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek itu menuturkan, “ini merupakan salah satu rangkaian peringatan hari anak nasional 2022 yang dimulai dari tanggal 2, 3 dan tanggal 8 Agustus 2022 nanti. Dimana kita akan mengkampanyekam bahwa anak itu tidak hanya menjadi obyek namun juga subjek pembangunan,” ungkap Inisiator Sepeda Keren itu

Kita harus benar benar melibatkan anak dalam pembangunan, utamanya dalam kegiatan sehari-hari, sambung istri Bupati Trenggalek itu. Kita harus mengkampanyekan bagaimana keterlibatan orang tua dalam parenting, keterlibatan bapak dalam parenting. Yang juga penting adalah menjaga anak, melindungi anak-anak dari potensi dan ancaman kekerasan seksual, kekerasan verbal maupun non verbal,” imbuhnya.

Kemudian pengabaian orang tua, pembulian di sekolah maupun kesehatan-kesehatan mental yang harus kita lindungi dari setiap anak.

Harapannya ini bisa menjadi momentum pengingat, karena tadi banyak sekali informasi-informasi parenting yang bisa didapat oleh orang tua baik yang mendengarkan secara online maupun offline.

Apalagi pembicara dalam kegitan ini ada Psikolog anak kemudian kepala dinas pendidikan tadi juga menyinggung mengenai pencipta sidik jari dimana anak terlahir tidak ada yang bodoh. Mereka mempunyai potensi kecerdasannya masing-masing.

Ini yang harus disosialisasikan kepada para orang tua, sehinga tidak ada lagi ekspektasi yang merusak kesehatan mental anak. Yang ada adalah para orang tua harus memberikan kebaikan-kebaikan. Cinta cinta supaya anak itu punya resiliensi, mampu melindungi dirinya sendiri dari segala bentuk kekerasan yang mungkin akan diterima ketika sudah mulai dewasa nanti, tutup penggiat perempuan itu. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait