TULUNGAGUNG, beritalima.com- Dalam rangka memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas) Tahun 2024, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Tulungagung, menggelar Perkim Expo 2024. Bertempat, di GOR Lembu Peteng, Tulungagung. Kamis, (23/08/2024).
Kegiatan Perkim Expo dilaksanakan selama tiga hari yaitu, mulai tanggal 22 hingga 24 Agustus, dengan mengusung tema “Kerja Bersama Tuntaskan Backlog Rumah”.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tulungagung, Anang Pratistianto, ST. M.Si, mengatakan bahwa, rumah termasuk kebutuhan pokok di dalam urutan prioritas kebutuhan manusia setelah pangan dan sandang.
“Setiap bagian dari rumah berperan dan saling berkaitan untuk bersama-sama memenuhi fungsi sebenarnya sesuai kebutuhan penghuninya mulai dari tempat untuk membina tumbuh kembang seluruh anggota keluarga, mencerminkan martabat serta merupakan aset bagi pemiliknya. Rumah harus memenuhi kriteria dari aspek kekuatan struktur, kesehatan dan kecukupan luas minimum bagi penghuninya,” katanya.
Menurutnya, Backlog rumah adalah kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah yang dibutuhkan rakyat. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat tidak sebanding dengan pertumbuhan rumah.
“Sejak tahun 2018, angka backlog mengalami penurunan dan kenaikan, di tahun 2018 angka backlog sejumlah 70.898, tahun 2019 sejumlah 80.323, tahun 2020 sejumlah 90.470, tahun 2021 sejumlah 87.786, tahun 2022 sejumlah 90.470 dan tahun 2023 sejumlah 91.427. Adapun program untuk penuntasan backlog terus berjalan baik melalui kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Pembangunan Rumah Baru Layak Huni serta Penyediaan Rumah Susun Sewa dari berbagai sumber dana dan Penyediaan Rumah subsidi,” ujar Anang.
“Sampai pada tahun 2024 terdapat kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni sejumlah 68 unit rumah dari dana APBD dan 270 unit rumah dari dana Provinsi. Tentunya untuk menuntaskan backlog perlu adanya kolaborasi antara Pemerintah serta stakeholder,” tambahnya.
Diterangkannya, kegiatan Perkim Expo Tahun 3024 ini, dikemas dalam bentuk pameran pengembang properti, lomba desain rumah khas tulungagung, lomba fotografi, lomba mewarnai, bazar UMKM, panggung musik serta panggung budaya.
Adapun Lomba desain rumah khas Tulungagung diikuti oleh 42 tim/perorangan dan yang telah mengirim karya sampai batas waktu yang ditentukan sejumlah 16 tim/perorangan, Lomba Fotografi diikuti oleh 19 peserta, Lomba Mewarnai dengan kuota maksimal 200 peserta untuk anak usia TK.
Selain itu, pengunjung Perkim Expo dapat mengunjungi 65 stand yang terdiri dari Perumahan, Perbankan, Sekolah, Universitas serta Bazar UMKM.
“Melalui peringatan Hapernas, diharapkan dapat meningkatkan upaya dan sinergi dalam mewujudkan penurunan angka backlog dari berbagai pihak sesuai dengan fungsinya masing-masing,” tutupnya.
Sementara itu, Pj. Bupati Tulungagung Heru Suseno melalui Sekretaris Daerah Drs. Tri Hariadi, M.Si, menyampaikan, kegiatan Perkim Expo tahun 2024 ini yaitu, memperingati Hapernas sekaligus HUT RI yang Ke-79.
Hapernas Kabupaten Tulungagung yang dikemas dalam Perkim Expo 2024 ini, terdiri dari rangkaian kegiatan seperti pameran perumahan, lomba desain dan lomba fotografi yang bertemakan rumah khas Tulungagung gaya Mataraman. Hal ini, juga sebagai komitmen pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam melestarikan peninggalan bangunan bersejarah.
“Hapernas yang diperingati setiap tanggal 25 Agustus, merupakan momentum paling penting untuk merenungkan pencapaian tantangan serta langkah kedepan untuk hunian layak bagi masyarakat,” ucapnya.
Diungkapkannya, tema Hapernas tahun 2024 adalah “Mewujudkan Hunian Layak Untuk Semua”. Tema ini menekankan pentingnya menyediakan hunian yang layak, terjangkau dan ramah lingkungan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sehubungan dengan tema tersebut, Kabupaten Tulungagung masih memiliki persoalan yang santai besar terkait angka Backlog yang sampai sekarang ini mencapai 90.000 unit. Hal ini mencerminkan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan rumah layak huni.
Sulitnya penyediaan rumah layak huni disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingginya harga tanah yang menyebabkan pembangunan perumahan terjangkau lebih sulit.
“Selain itu, persoalan legalitas tanah, regulasi yang komplit serta keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap pembiayaan perumahan juga menjadi penghambat ketersediaan rumah layak huni,” pungkasnya. (Dst).