Peringati Hardiknas, Jazuli: Bangun SDM Indonesia Berkarakter Berkemajuan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejhatera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini mengatakan, pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa.

“Pendidikan juga satu-satunya jalan membentuk kepribadian dan meraih keberhasilan masa depan. Selamat Hardiknas kepada insan pendidikan di seluruh Indonesia khususnya kepada para pelajar dan mahasiswa,” kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritalima.com melalui WhatsApp (WA), Jumat (3/5).

Atas nama Fraksi PKS DPR RI, lanjut Jazuli, kami mengucapkan selamat Hardiknas kepada pendidik, guru, ustadz, pengelola lembaga pendidikan dan lebih khusus lagi kepada pelajar dan mahasiswa Indonesia.

Untuk itu, politisi senior yang bergelar Doktor Manajemen SDM ini mengatakan, dua indikator keberhasilan pendidikan nasional yaitu terbentuknya SDM Indonesia yang ‘berkarakter’ dan ‘berkemajuan’.

Dikatakan, indikator keberhasilan pertama, berkarakter, merupakan tujuan utama dari proses pendidikan. Karakter ini digambarkan secara baik dalam UUD 1945 dan UU Sisdiknas yaitu terbentuknya SDM Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.

“Indonesia negara berlandaskan Panca Sila yang bernafaskan nilai-nilai agama atau relijiusitas. Kita ingin anak bangsa Indonesia punya iman yang kuat dan akhlak yang baik. Bukan anak yang bebas nilai atau bahkan tidak beragama/atheis serta bebas melakukan perbuatan tercela/menyimpang.”

Indikator keberhasilan kedua, berkemajuan, yaitu terwujudnya siswa didik yang berpikiran maju dan berwawasan luas, mampu berkompetisi secara global, dengan sarana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Negara maju selalu berbasis pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah basis kemajuan di era saat ini. Yang tidak menguasai iptek pasti ketinggalan. Karena itu, SDM bangsa ini harus terus didorong untuk menguasai keduanya agar mampu berkompetisi di tingkat global dan membawa kemajuan bangsa,” kata Jazuli.

Hanya saja, lanjut Jazuli, kemajuan teknologi informasi (internet, media sosial, game aplikasi, dll) acapkali berekses pada lunturnya nilai. Oleh karena itu, indikator pertama pembentukan karakter tidak boleh diabaikan.

Negara, pemerintah, institusi sosial, orang tua, dan para pendidik harus memainkan peran kontrol sosial agar dua indikator keberhasilan pendidikan tersebut tetap terjaga keseimbangannya.

“Karena kita tidak ingin generasi bangsa ini hanya pintar dan cerdas secara intelektual saja, tapi juga matang secara emosional dan spiritual dengan iman, takwa, dan akhlak mulia,” demikian Jazuli Juwaini. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *