Peringati Hardiknas, Pemkab Trenggalek Gelar Upacara di Alun-alun

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Jum’at (13/5). Upacara peringatan Hardiknas ini digelar di Alun-alun Trenggalek dengan melibatkan beberapa stake holder terkait, mulai dari guru, pelajar dan lintas sektor lainnya. Uniknya dalam peringatan hari pendidikan nasional di Trenggalek itu, peserta upacara mengenakan pakaian adat.

Mengambil tema “Pimpin Pemulihan Bergerak Untuk Merdeka Belajar,” Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara sebagai irup dalam upacara ini, menyinggung mengenai merdeka belajar. 2 tahun bangsa ini menghadapi cobaan yang sangat berat namun seiringnya waktu, kita bisa melampaui.

“Ini menunjukkan kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba,” ungkap Wabup Syah dalam peringatan Hardiknas ini.

Mengutib sambutan Menteri Pendidikan, Nadiem Makariem, “kurikulum merdeka berawal dari upaya membantu para guru dan murid di masa pandemi. Hal ini terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya belajar,” terangnya.

Anak anak tidak lagi khawatir dengan tes kelulusan. Asesment nasional tiidak digunakan untuk menghukum guru dan murid melainkan sebagai bahan refleksi untuk terdorong terus belajar. Wakil Bupati Trenggalek mengapresiasi langkah positif di sektor pendidikan ini, pasalnya dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang tua, guru dan murid saja.

Sama halnya dengan Wakil Bupati Trenggalek, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, Totok Rudijanto juga mengapresiasi hal ini. Menurutnya situasi kondisi selama 2 tahun, juga berdampak pada proses pembelajaran.

“Akhirnya proses pembelajaran tidak bisa berjalan optimal. Namun demikian dengan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat, kemudian menurun ke pemerintah provinsi dan merambah ke pemerintahan provinsi dan juga kabupaten/ kota, ternyata juga menimbulkan berbagai macam kreativitas dan inovasi dari tenaga pendidik dan pendidikan,” ucap mantan Kabag Organisasi itu.

Dengan adanya Pandemi Covid, sambungnya “pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka sehingga mucul ide-ide atau metode-metode baru agar pembelajaran tetap bisa berjalan, yang salah satunya dengan merdeka belajar,” sambungnya.

Sekarang guru sudah bisa menciptakan google classroom dan lainnya, yang ini menjadi inovasi yang bisa dikembangkan di masing-masing sekolahan. “Ternyata pembelajaran tifak harus tatap muka antara guru dengan siswa. Ini bisa dilakukan dengan metode lain, bahkan dengan asesmen nasional para pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk bisa terus meningkatkan kwalitas SDM-nya dalam rangka mendukung merdeka belajar,” tandas Totok. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait