Banyuwangi – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) dan Hari Mangrove Sedunia 2024, PT Bumi Suksesindo (BSI) melakukan aksi tanam ribuan mangrove (bakau) di Petak 114B-1 Dusun Persen, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Kamis, 25 Juli 2024.
Lokasi penanaman tersebut merupakan bagian dari Teluk Pangpang. Pelaksanaan kegiatan aksi konservasi lingkungan ini bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat, Wana Abadi.
Kagiatan ini juga melibatkan puluhan masyarakat sekitar, aparat Pemerintah Desa Kedungasri, dan Forpimka Tegaldlimo. Turut hadir juga jajaran dinas terkait, antara lain Dinas Lingkungan Hidup, Cabang Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan Perikanan, dan Taman Nasional Alas Purwo.
Dalam sambutannya saat pembukaan acara, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dinas Cabang Kehutanan Banyuwangi Herry Setiawan mengaku bangga dengan kegiatan penanaman mangrove di Kedungasri ini yang juga melibatkan banyak pihak. Menurutnya, kegiatan ini memang diharapkan oleh pemerintah.
“Restorasi bumi tidak bisa dilakukan sendiri (pemerintah), butuh banyak pihak yang terlibat,” katanya.
Terlebih lagi, sektor kehutanan dan lahan atau Forest and Other Land Use (FOLU) merupakan sektor andalan Indonesia di dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Hutan memainkan peran penting dalam pengaturan iklim dan konservasi biodiversitas. Sementara itu, tanah pertanian dan perkebunan memastikan ada pangan dan bahan baku bagi masyarakat.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua KTH Wana Abadi Sumardi membeberkan tingginya kesadaran dan kepedulian masyarakat Persen terhadap kelestarian hutan mangrove di wilayahnya karena merasakan benar manfaatnya. Dengan adanya acara ini, dia berharap bisa menginspirasi masyarakat untuk juga peduli terhadap permasalahan lingkungan yang lain.
“Kami berharap kepedulian terhadap mangrove tersebut bisa ditularkan ke wilayah hutan dan taman nasional,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Manajemen PT Bumi Suksesindo Erik Wibisana Barnas menyampaikan kegembiraannya karena pihaknya diberi kesempatan untuk terlibat dalam aksi lingkungan tersebut. Menurutnya, penanaman mangrove bukan hanya upaya untuk mengembalikan ekosistem yang hilang, tetapi juga investasi jangka panjang untuk keseimbangan lingkungan global.
Mangrove atau bakau adalah semak atau pohon yang tumbuh di pantai air asin atau air payau. Kalau dilihat secara parsial, pohon ini terlihat sederhana jika berdiri sendiri. Akan tetapi, apabila pohon mangrove ini berjumlah banyak hingga membentuk sebuah hutan, manfaatnya akan sangat besar bagi kehidupan. Manfaat dari memperluas dan memperkuat kembali hutan mangrove, antara lain melindungi pesisir, menjaga kualitas air, menyimpan karbon, pemulihan ekosistem, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
“Sejalan dengan tema besar Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 “Land Restoration, Desertification and Drought Resilience”, kami ingin menjadikan hari ini sebagai pengingat dan penggugah kesadaran kita untuk berbuat baik bagi bumi dengan mengambil aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan,” tuturnya.
Sebagai informasi, Hutan mangrove di Indonesia mencapai 3,4 juta hektare, merupakan yang terluas di dunia atau 22,4 persen dari luasan hutan mangrove dunia. Meskipun demikian, kerusakan hutan mangrove di Indonesia juga yang tertinggi di dunia.
Berkaitan dengan pemanasan global, hutan mangrove memiliki peran yang sangat penting. Dalam hal ini mangrove berfungsi sebagai penyerap karbon, produsen bagi biota laut lainnya, dan juga sebagai upaya mitigasi dari pemanasan global.
Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi akibat efek gas rumah kaca. Pemanasan global berdampak pada kehidupan di dunia dan dirasakan oleh seluruh makhluk hidup.
Pemanasan global juga berdampak pada perubahan iklim dan kenaikan muka air laut. (Bi)