MADIUN, beritalima.com- Kabupaten Madiun, Jawa Timur, telah berusia 452 tahun (18 Juli 1568 – 18 Juli 2020).
Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, yang menjadi Bupati Madiun ke-38, memiliki tanggung jawab besar untuk tetap menghormati pendiri Kabupaten Madiun dan bertanggungjawab untuk kesejahteraan masyarakatnya. Pun demikian dengan wakil bupati, H. Hari Wuryanto.
Bupati memaknai Hari Jadi Kabupaten Madiun tahun ini adalah tahun pandemi covid-19. Baik di tingkat daerah, nasional bahkan internaisonal.
Untuk itu, dirinya mematok dua taget. Pertama target keamanan dari sisi ancaman pandemi, bagaimana seluruh masyarakat Kabupaten Madiun selamat, seluruhnya bisa terjamin keamanannya dari ancaman covid-19. Kedua adalah target ekonomi, bagaimana dengan adanya kontraksi ekonomi yang melanda dunia ini, di Kabupaten Madiun tetap dapat bertahan secara ekonomi sehingga masyarakat tetap tangguh pangan dan tangguh kesehatan.
“Dua hal inilah yang saat ini menjadi kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Madiun. Sebagai pimpinan di Kabupaten Madiun, di hari jadi ini saya mengajak seluruh masyarakat meninggalkan permusuhan, mari sama-sama kita hadapi kondisi kesehatan dan ekonomi dunia dengan kebersamaan di era tatanan hidup baru, yang rohnya bagaimana masyarakat bisa produktif tetapi bisa selamat dari covid-19,” tutur H. Ahmad Dawami, Sabtu 18 Juli 2020.
Menurutnya, mengenai visi dan misi Kabupaten Madiun tidak ada perubahan, hanya tema-nya yang berubah. Di masa pandemi ini ada dua hal menjadi targetnya meski di daerah berbeda tantangannya, seperti di luar negeri lebih dikarenakan kondisi alamnya.
“Kalau di Madiun tantangannya adalah sosial kultural. Adat ketimuran didikan dari nenek moyang, bagaimana bersilaturahmi dengan masyarakat telah tertanam sejak kecil sehingga hal itu menjadi hambatan, mengingat pencegahan covid – 19 harus mengurangi interaksi sosial,” ungkapnya.
Bupati berharap, hari jadi ini dijadikan moment meningkatkan kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat, antara seluruh birokrasi dan elemen masyarakat.
“Apabila sudah menjadi satu, Insya allah semuanya tidak akan menjadi berat, susah kita hadapi sama-sama. Begitupun ketika senang juga dirasakan bersama-sama,” ujarnya. (Dibyo).
H. Ahmad Dawami (kiri), H. Hari Wuryanto (kanan).