TULUNGAGUNG, beritalima.com- Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke- 819, sekaligus Hari Wayang Nasional Tahun 2024, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulungagung, menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Bertempat, di halaman kantor DPRD Kabupaten Tulungagung. Senin, (16/12/2024) malam.
Pagelaran wayang kulit dengan Dalang Ki Sigit Arianto asal Rembang, Jawa Tengah, mengambil lakon Wahyu Pamong Agung, serta menampilkan bintang tamu Jo Klithik dan Jo Kluthuk.
Acara dihadiri oleh, Ketua, Wakil Ketua DPRD Tulungagung dan anggota DPRD Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tulungagung, Kapolres Tulungagung, Dandim Tulungagung, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat se-Kabupaten Tulungagung dan tamu undangan lainnya.
Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, S,sos, Dalam sambutannya mengatakan, tujuan diadakannya pagelaran wayang kulit tersebut untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Jawa yang merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang terdahulu.
“Wayang kulit merupakan salah satu budaya adi luhung, untuk itu harus terus dijaga dan dilestarikan,” ucapnya.
Lanjut Marsono, lakon Wahyu Pamong Agung dalam pagelaran kali ini sengaja dipilih bukan tanpa alasan, lakon tersebut menggambarkan peran seorang pemimpin yang bijaksana dan mampu menyatukan berbagai kepentingan masyarakat.
“DPRD Tulungagung, sebagai lembaga perwakilan rakyat harus mampu menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat dengan bijak dan adil,” lanjutnya.
Ia berharap, dengan semangat peringatan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung dan Hari Wayang Nasional, DPRD Tulungagung dapat terus menjalankan perannya dengan baik dan profesional.
“Semoga di masa jabatan DPRD 2024-2029, kami bisa lebih maksimal dalam menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat, serta memastikan bahwa kehendak rakyat Tulungagung dapat terealisasi dengan baik,” tutup Marsono.
Sementara itu, Wito salah satu warga Kampung Dalem yang menyaksikan pagelaran wayang kulit, memberikan apresiasinya kepada DPRD Tulungagung yang telah menggelar wayang kulit semalam suntuk sebagai upaya melestarikan budaya tradisional.
“acara seperti ini, selain menjadi hiburan juga sarana untuk lebih mengenalkan dan melestarikan budaya wayang kulit kepada generasi muda, agar tradisi ini terus hidup dan berkembang tidak tergerus budaya dari luar,” tuturnya.
“Pagelaran wayang kulit ini juga bisa menjadi salah satu untuk memperkuat ikatan sosial di antara warga Tulungagung,” pungkasnya. (Dst).