SURABAYA, beritalima.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengedukasi anak jalanan di kawasan Wonokromo Surabaya, Minggu (14/5/2017). Pendidikan bertajuk “Psikologi untuk Kota Surabaya” itu bertujuan mencegah kekerasan seksual pada mereka.
Koordinator kegiatan, Desvihane Sharcia Padengge, mengatakan, kegiatan yang bekerja sama dengan Rumah Belajar Pandawa (RBP) tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa terhadap fenomena kekerasan seksual, penculikan terhadap anak, dan pergaulan bebas.
“Dari masalah yang ada itulah timbul keinginan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak sebagai bentuk pencegahan terjadinya hal yang sama pada generasi yang lebih muda,” ujar Desvihane.
Dijelaskan, pada kegiatan ini pihaknya juga memberi edukasi bagaimana cara menjaga diri serta adanya ancaman eksternal kepada anak-anak jalanan SD dan SMP dengan mendongeng menggunakan alat peraga.
Selain itu, kegiatan tersebut untuk memperingati HUT Kota Surabaya ke-724 sekaligus Dies Natalis Fakultas Psikologi Ubaya ke-35.
Desvihane mengemukakan, sebanyak 35 anak jalanan yang terdiri dari 30 anak SD dan lima anak SMP akan dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan usia. Ada tiga aspek yang ingin dicapai, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
“Untuk aspek kognitif, anak-anak akan diberikan pengetahuan mengenai bagian-bagian tubuh yang perlu dijaga, hingga situasi-situasi yang dianggap mengancam dan harus dihindari oleh anak-anak,” ujarnya.
Dari aspek afektif, panitia akan mendongeng bagi anak-anak. Ada 8 cerita dengan tema besar “Aku Pahlawan”. Pada sesi ini anak-anak dibagi lagi dalam kelompok kecil yang berisi 3-4 anak dengan masing-masing satu kakak panitia, untuk melakukan diskusi dan sharing.
“Tema “Aku Pahlawan” ini dipilih untuk mengajarkan pada anak-anak bahwa dirinya dapat menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri dan dapat melindungi dirinya sendiri,” tutur Desvihane.
Sementara pada aspek psikomotorik, anak-anak akan diajarkan berbagai teknik cara mempertahankan diri saat berada dalam situasi yang mengancam.
Dosen pembimbing kegiatan ini, Nurlita Endah Karunia, mengatakan, melalui kegiatan ini mahasiswanya diminta melakukan pendampingan berupa pembekalan kepada anak-anak di daerah Wonokromo sebagai bentuk pengabdian masyarakat di Surabaya yang membutuhkan pendampingan psikologis.
“Tentunya mahasiswa bisa mengaplikasikan materi-materi yang sudah didapatkan selama perkuliahan juga,” ujar Nurlita. (Ganefo)