JAYAPURA – Dalam memperingati hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2022, Unicef bersama Yayasan Gapai Papua dan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura mengadakan event Kampanye Cegah Stunting.
Kegiatan tersebut digelar di kawasan Jembatan Youtefa Sabtu (15/10) ini mengundang seluruh masyarakat dan para tenaga kesehatan guna menggelorakan pencegahan stunting.
Ketua Panitia Event Hari Pangan Sedunia, Jean Rollo mengatakan momentum peringatan hari pangan sedunia adalah event yang sangat penting dan relevan khususnya dalam mendorong pesan kunci menerapkan praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dengan pangan lokal, sehingga baik OPD, Puskesmas, Mahasiswa dan Masyarakat diundang hadir.
“Estimasi total peserta yang hadir sekitar 500 orang yang terdiri dari undangan OPD,
Puskesmas, Kader, Mahasiswa, dan Masyarakat Luas,” katanya saat membacakan laporan ketua Panitia.
Jean yang juga menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jayapura ini berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah stunting.
“Kiranya kesadaran masyarakat meningkat untuk mencegah stunting melalui pesan enam kunci ini ditargetkan untuk menjangkau orang tua dan
masyarakat luas,” ucapnya.
Sementara Pj. Walikota Jayapura, Dr. Frans Pekey, M.Si, mengatakan pencegahan stunting harus terus digelorakan, bagaimana pencegahan dan penanganan stunting khususnya di kota Jayapura, sehingga masyarakat tahu.
“Kota Jayapura masih ada stunting dan kasusnya cukup banyak ada 1.200 kasus stunting di kota Jayapura, padahal ini ibu kota, belum lagi kita bicara di pinggiran kota di tempat lain, karena itu untuk mencegah stunting di kota Jayapura salah satunya adalah dengan kita mengkampanyekan, mensosialisasikan pengolahan, penggunaan atau pemanfaatan potensi lokal sumber daya lokal yang ada di kota Jayapura atau di Papua yang biayanya murah tidak perlu mengeluarkan biaya besar,” ujarnya.
Dijelaskan, apabila ada yang mempunyai dusun sagu itu dapat diolah. Kalau ada yang punya lahan pertanian pun bisa menanam apa saja mengelola untuk bisa dikonsumsi, sehingga masyarakat tidak selalu beranggapan bahwa apa yang ada disekitar tidak memiliki nilai nilai gizi dan nilai jual.
“Jangan selalu menganggap bahwa semua yang datang dari luar itulah yang jauh lebih hebat dari pada yang ada di lokal ini opini pola pikir masyarakat kita semua produk dari luar negeri itu lebih berkualitas dari produk dalam negeri,” jelas Frans.
Ia juga sampaikan bahwa pemerintah saat ini menggelorakan untuk penggunaan produk dalam negeri sehingga Presiden RI, Joko Widodo sudah menginstruksikan untuk penggunaan produk dalam negeri.
“Produk dalam negeri kan banyak, diantaranya dengan kearifan lokal, pangan lokal, kuliner lokal ekonomi kreatif lokal yang sesungguhnya memiliki nilai ekonomi ini memiliki nilai gizi yang tinggi pola hidup perilaku kebiasaan itu yang penting sekali untuk kita membentuk dan terus kita gelorakan,” pungkasnya.