Peringati Harlah NU ke-93 di Kediri, Gubernur Khofifah Ingatkan Kembali Semangat Mabadi Khaira Ummah

  • Whatsapp
Gubernur Jatim Hadiri Harlah NU ke-93 di Kediri

SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawanssa mengingatkan kembali semangat prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi Nahdlatul Ulama (NU), yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah. Prinsip tersebut harus diperkuat dan direvitalisasi kembali guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya dalam era globalisasi saat ini.
“Mabadi Khair Ummah menegaskan prinsip bagaimana hidup berdampingan secara harmonis di antara keberagaman warga yang ada di Indonesia,” kata Gubernur Khofifah saat Peringatan Harlah NU ke-93 di Gedung Serbaguna PCNU Kediri di Jl.Raya Gurah Kediri, Senin (19/3) malam.

Gubernur Khofifah mengatakan, dalam Mabadi Khaira Ummah, NU mendoktrin tentang nilai-nilai yang menjadi dasar gerakan NU. Diantaranya adalah tawassuth (moderat), yang artinya berada di tengah-tengah, tidak terjebak pada titik-titik ekstrim, tidak condong ke kiri atau cenderung ke kanan, seimbang antara dalil aqli (akal) dan naqli (teks kitab suci), serta tidak memihak tetapi lebih lebih bersifat menengahi.

Kemudian, sikap tasamuh (toleransi), yang artinya saling menghargai terhadap sesama muslim. Serta, sikap tawazun, yang artinya membangun keseimbangan atau keadilan dalam menghadapi suatu persoalan. Seluruh nilai-nilai tersebut harus menjadi fondasi yang kuat dan ideal bagi seluruh warga NU.

Melalui revitalisasi Mabadi Khaira Ummah tersebut, lanjut orang nomor satu di Jatim ini, diharapkan NU semakin solid untuk menjaga keberagaman di Indonesia. Dengan cara menunjukkan keberanian sikap untuk berdiri paling depan, dan menjadi pagar yang kokoh bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Hal ini telah dicontohkan oleh para kyai, bagaimana mengimplementasikan mabadi kharia ummah dengan cara saling melindungi antar umat beragama, baik di Papua, di Bali, maupun di Jawa,” lanjutnya.

Gubernur wanita pertama di Jatim ini juga mengingatkan, semangat Mabadi Kharia Ummah harus terus ditegakkan di era globalisasi dan digitalisasi saat ini. Khususnya dalam memerangi maraknya peredaran berita palsu alias hoax, yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan berbagai macam cara, dengan seenaknya, tanpa merasa berdosa atau bersalah.

“Penyebaran hoax ini dampaknya fantastis, dan sangat bertentangan dengan semangat pentingnya kejujuran, kebenaran, dan keharmonisan yang selalu ditekankan oleh para kyai,” pungkas Khofifah sembari menambahkan, peran warga NU sangat diharapkan untuk menjadi agen atau referensi kebenaran bagi lingkungannya masing-masing.

Harlah ke-93 NU di Kabupaten Kediri dihadiri oleh sekitar 4 ribu orang yang terdiri dari sejumlah tokoh NU, seperti, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin, Ngasinan, Kota Kediri KH. Anwar Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri, Ponpes Raudlatul Ulum KH.Jauhar.N atau akrab disapa Gus Mahu, KH. Zaenudin Djazuli.

Hadir pula Ketua PWNU Jatim KH. Marzuki Mustamar, Ketua PCNU Kabupaten Kediri KH. Mohammad Makmun, Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Munasir Huda, serta Forkopimda Kabupaten Kediri, diantaranya adalah Wakil Bupati Kediri, Masykuri Iksan. (rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *