Peringati HUT ke-2, Gelora Gelar Lomba Mural Secara Nasional

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Dalam rangka memperingi Hai Ulang Tahun (HUT) kedua partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia 28 Oktober 2021, partai yang dinakhodai Muhammad Anis Matta ini berencana menggelar Lomba Mural secara nasional.

 

“Dalam rangka ulang tahun partai Gelora kedua Oktober nanti, saya sedang berpikir mengadakan lomba mural secara nasional di setiap daerah,” kata Anis dalam keterangannya, Minggu (12/9).

 

Rencana mengadakan lomba ini sudah disampaikan Anis dalam diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Mural yang Viral, Dihapus di Dinding Menjalar ke Medsos’ di Jakarta, Rabu (8/9).

 

Dalam diskusi virtual dihadiri Budayawan Ridwan Saidi, Seniman dan Pelukis Kawakan Iwan Aswan serta Founder Drone Emprit Ismail Fahmi itu, Anis mengatakan, Lomba Mural sengaja digelar untuk memberikan apresiasi kepada seniman jalanan.

 

“Lomba Mural cara kita mengapresiasi. Partai Gelora menganggap mural sesuatu yang bisa dikembangkan sebagai ekonomi kreatif, bukan sebagai media protes. Kita menganggap sesuatu yang bisa kita kembangkan seperti ekonomi kreatif, bukan hanya sebagai media protes saja.”
Menurut Anis, mural adalah karya seni yang punya energi kreativitas dan survival untuk bisa bertahan hidup. Untuk membuatnya juga memerlukan ilmu pengetahuan, selain kecakapan dalam seni.

“Karena kontennya karya seni, kita ingin mural menjadi medium yang lebih produktif, bukan hanya berfungsi sebagai kririk sosial, tapi juga sebagai industri kreatif. Mural harus lebih berdaya secara ekonomi,” kata dia.

 

Dengan memberi ruang kepada para seniman, Anis berharap dapat memberikan celah pelepasan emosi mereka, sehingga berbalik menjadi energi positif.

“Lomba mural secara nasional ini, seperti memberikan ruang kepada orang untuk berteriak di tengah gurun. Berteriak apa saja gitu, ini akan ada gaungnya dan orang tidak perlu takut dengan teriakan itu,” ujar Anis.

 

Dia berpandangan, dengan upaya mengakomodasi dan mememberikan ruang yang besar dalam kehidupan sehari-hari kepada para muralis, sehingga demokrasi di Indonesia mempunyai makna lain, yakni demokrasi art, demokrasi yang punya seni.

 

“Mural mirip virus Corona bisa melompat ke tempat lain, karena ruangan mereka di alam terganggu sehingga berpindah ke paru-paru manusia. Begitu juga dengan mural, begitu tembok ditutup, dia pindah ke medium yang lain, tempat dia bertumbuh, ya media sosial,” papar Anis.

(akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait