MADIUN, beritalima.com- Bertempat di Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun, Jalan Alon-Alon Utara Kota Madiun, Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, memperingati Nuzulul Quran, Rabu 22 Juni 2016, petang.
Dalam acara tersebut dihari oleh Bupati Madiun, H Muhtarom dan Ibu, Wakil Bupati Beserta Ibu, Forpimda beserta Ibu, Ketua DPRD beserta Ibu, Wakil Ketua DPRD beserta Ibu, Ketua Komisi B beserta Ibu, Asisten dan Staf Ahli beserta Ibu, Pimpinan Lembaga Instansi Vertikal, Kepala SKPD, Camat, Pimpinan Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Organisasi Pemuda, Tokoh Organisasi Masyarakat, Kariawan/kariawati Pemkab Madiun, Wartawan, serta Tamu Undangan dan masyarakat, usai acara, langsung dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Yang patut menjadi tauladan, meski seorang bupati, H Muhtarom tetap rendah hati dengan duduk lesehan beserta para tamu undangan saat mendengarkan ceramah dari K.H. Munirul Huda, seorang Kyai asal Sawahan Kabupaten Madiun.
Selaku umat Islam, umat Muslimttelah memasuki bulan Ramadhan hari yang ke 17. Bukan rahasia lagi bahwa pada hari itu merupakan hari yang paling bersejarah untuk perjalanan kitab suci Al Qur’an. Karena pada abad 14 silam, terjadi salah satu sejarah besar bagi umat Islam yaitu peristiwa Nuzulul Quran.
Nuzulul Quran merupakan awal mula Al Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada nabi tercinta umat Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini peristiwa tersebut telah dinamai dengan peristiwa Nuzulul Quran.
Secara harfiah, pengertian dari Nuzulul Qur’an adalah turunnya Al Qur’an sebagai istilah yang merujuk terhadap betapa peristiwa penting terkait dengan turunnya wahyu dari Allah SWT pertama kepada nabi dan rasul paling akhir, Muhammad SAW.
Sementara itu dalam sambutannya Bupati Madiun H. Muhtarom, mengatakan, bahwa acara peringatan Nuzulul Quran dan buka bersama ini diadakan karena dalam rangka mempererat tali silaturahmi sesama insan.
“Agar tali silatarahmi antara kita semakin erat. Tidak memandang derajat dan pangkat,” kata Bupati Madiun, H Muhtarom, dalam sambutannya.
Idzul fitri Sebentar lagi, lanjut H Muhtarom, “Agar kita dalam merayakan Idul Fitri 1437 H dengan sederhana, dalam artian jangan mengada-ada sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Idzul-fitri bukan hidangan yang banyak dan enak atau pakaian yang baru dan mahal. tetapi kembali ke fitrah, setelah kita melakukan puasa ramadhan sebulan penuh. Sebagai manusia kita tentu tidak lepas dari yang namanya dosa, dosa kepada Tuhan dan Dosa kepada sesama manusia. Untuk melebur dosa sesama manusia, dengan saling memaafkan. Mari berlomba-lomba untuk meminta maaf, menjaga tali silaturrahmi,” pungkasnya. (Humas Pemkab Madiun/Editor Dibyo)