JAKARTA, Beritalima.com– Kisah perjuangan seorang guru honorer, Andik Santoso menjadi sorotan masyarakat. Warga Lamongan ini setiap hari harus menempuh 17 km untuk mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur.
Kisah heroik Andik sampai juga ke telinga Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Dia mengapresiasi kesungguhan perjuangan Andik yang menurutnya punya dedikasi tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa.
“Andik mengajar dengan jarak dan waktu tempuh cukup jauh. Sekolahnya juga berada di pelosok. Namun, sudah 14 tahun beliau mengabdi meski berstatus sebagi guru honorer dengan gaji Rp300 ribu. Ini perjuangan berat yang harus kita apresiasi,” kata LaNyalla, Kamis (15/4).
Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu meminta agar kisah-kisah guru heroik yang berjuang mengajar di daerah terpencil dan jarak tempuh yang membahayakan seharusnya diberikan apresiasi dan penghormatan.
“Salah satunya bisa berupa honor yang layak dari tunjangan daerah melalui kebijakan yang dibuat dalam klausul tersendiri atau diangkat menjadi PNS,” kata LaNyalla.
Alumnus Universitas Brawijaya itu menegaskan, sudah semestinya nasib orang-orang seperti Andik diangkat setinggi-tingginya. “Kita harus angkat para pejuang pendidikan dan jangan melihatnya seolah itu kewajiban seorang guru honorer,” ujar LaNyalla.
Jika memungkinkan, LaNyalla mengaku ingin bertemu dengan Andik. Dia ingin berbincang bersama dengan Andik agar kisah dan perjuangannya menjadi penyemangat bagi kita semua.
Sebagaimana diketahui, perjuangan Andik saat berangkat menuju tempat mengajarkan sangatlah melelahkan. Andik harus menyeberangi tiga sungai tanpa jembatan terlebih dahulu untuk sampai di SDN Jipurapah.
Tak hanya itu, dirinya harus melewati jalanan berlumpur yang dapat menjebak ban motornya. Andik hanya mendapatkan honorer Rp 300 ribu setiap bulan. Jika dihitung pengeluarannya, tentu gaji Andik tidak cukup untuk mengganti ongkos harian menuju tempat mengajar. (akhir)