Perjuangan Ibu dan Anaknya Berkebutuhan Khusus asal Aceh Terima Penghargaan

  • Whatsapp
Ketua DPD RI Sultan Najamudin bersama Bayu Satria. Perjuangan Ibu dan aaknya berkebutuhan khusus asal Aceh terima penghargaan (foto: DPD)

Jakarta, beritalima.com| – Setelah DPD Award 2025 memberikan penghargaan kepada pemuda berkebutuhan khusus (disabilitas) Bayu Satria, 25 tahun, karena menjadi figur penuh keteladanan dari daerah (Aceh), kini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) juga akan menganugerahi  ibunda Bayu, yakni Erna Salawati.

“Bagi saya, penghargaan ini menjadi pengingat bahwa kerja sosial tidak boleh berhenti di satu momentum. Justru ini menjadi energi baru untuk terus memperluas dampak, memastikan setiap anak, perempuan, dan kelompok rentan memiliki ruang aman untuk tumbuh dan berdaya,” ucap Bayu Satria, penyandang disabilitas asal Simeulue, Aceh.

Sepak terjang aktifitas sosial Bayu, yang ditopang ibundanya, Erna Salawati, mendapat perhatian khusus dari DPD RI, yang pada Hari Sumpah Pemuda kemarin (28/10), memberikan penghargaan sebagai salah satu tokoh inspiratif dari daerah.

Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi atas penghargaan yang akan diberikan kepada ibunda Bayu Satria bernama Erna Salawati dalam Peringatan Hari Ibu ke-97 (22 Desember)  dan Hari Disabilitas Internasional yang akan digelar di Jakarta pada 10 Desember 2025 mendatang.

Penghargaan dari Kementerian PPPA tersebut menjadi bentuk pengakuan negara terhadap peran para ibu yang dengan penuh dedikasi mendampingi anak berkebutuhan khusus hingga mampu berprestasi nasional maupun internasional

“Melalui penghargaan ini, DPD RI menunjukkan komitmen nyata untuk mengapresiasi inisiatif akar rumput dan memperkuat kolaborasi antara masyarakat sipil dengan lembaga negara. Ini langkah penting untuk memastikan kebijakan nasional benar-benar berpihak dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di daerah,” ucap Bayu.

Bayu juga menyampaikan pesan tentang masa depan Indonesia yang inklusif dan berkeadilan. Ia percaya kekuatan bangsa terletak pada kemanusiaan, empati, dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan.

“Kita butuh lebih banyak ruang aman bagi generasi muda untuk berinisiatif, lebih banyak kepemimpinan yang empatik, serta lebih banyak kebijakan yang mendengarkan suara kelompok rentan. Indonesia yang maju bukan hanya soal ekonomi dan infrastruktur, tapi juga tentang seberapa jauh kita mampu melindungi dan memberdayakan sesama,” ceritanya.

Bayu penyandang cerebral palsy (penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak dan koordinasi tubuh), sejak remaja sudah aktif memperjuangkan hak anak, perempuan, dan kelompok disabilitas. Di tanah kelahirannya, ia mendirikan Forum Anak Simeulue yang telah berkembang di 23 kabupaten/kota di Aceh. Lalu Bayu membuat YouthID Foundation (2018) dan Ate Fulawan (2021), dua organisasi sosial yang menciptakan ruang aman dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas, perempuan, dan penyintas kekerasan.

Menurut Sultan, penganugerahan tersebut memiliki makna besar bagi penguatan gerakan inklusi di Indonesia. Karena keberhasilan Bayu sebagai Pejuang Kelompok Rentan tidak terlepas dari keteguhan dan dukungan keluarganya, terutama ibunda tercinta. Ia menyebut penghargaan itu sebagai bukti bahwa peran keluarga merupakan fondasi utama dari lahirnya tokoh perubahan di daerah.

Sultan menilai keteladanan keluarga, seperti milik Bayu Satria, perlu diperkuat sebagai inspirasi nasional, sejalan dengan komitmen DPD RI melalui DPD Award 2025 yang turut mengangkat peran tokoh daerah dalam memperjuangkan kemanusiaan dan kesetaraan. Sultan menyampaikan Bayu adalah cermin bahwa perjuangan besar lahir dari rumah yang penuh kasih dan keteguhan.

“Penghargaan ini adalah pengakuan bagi semua keluarga yang berjuang mendampingi anak-anak dengan kebutuhan khusus,” kata Bayu penuh semangat. Ia mengakui, “melalui DPD Award saya juga mendapatkan kesempatan dari Kementerian PPPA untuk memperkenalkan Ibu saya ke publik, sekaligus diundang sebagai penerima penghargaan pada agenda ‘Dunia Tanpa Batas’ yang diselenggarakan Kementerian PPPA dalam rangka Hari Ibu ke-97 tahun 2025 dan Hari Disabilitas Internasional 2025.”

Jurnalis: rendy/abri

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait