JAKARTA, beritalima.com| Untuk menghargai aspirasi warga dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Penprov Kepri), Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti beserta sejumlah Senator meninjau lokasi rencana tiang pancang pembangunan Jembatan Batam-Bintang di Kota Batam, Kamis (6/2).
La Nyalla didampingi dua Senator asal Kepri, Richard Pasaribu dan Darma Setiawan serta Senator asal Sumatera Barat, Alirman Sori terpaksa harus berganti mobil berbadan tinggi untuk menuju lokasi yang memang masih berupa tanah terjal dan mendaki.
“Saya harus lihat langsung, karena ini aspirasi dari semua pihak yang saya temui selama kunjungan di Batam,” kata La Nyalla di bibir pantai di wilayah Punggur, Kota Batam seperti keterangan pers bidang Humas dan Pemberitaan DPD RI yang diterima awak media.
Sebelumnya, La Nyalla beserta rombongan bertemu dengan tiga stakeholder di Kota Batam yakni Badan Pengusahaan (BP) Batam, Pemerintah Provinsi Kepri serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri. Ketiganya menitipkan aspirasi dan meminta dukungan agar mendesak pemerintah pusat mempercepat pembangunan jembatan, yang diharapkan dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kepri.
Dari skema perancangan, jembatan akan dibangun menjadi tiga bagian. Rute (trase) awal adalah jembatan dari Batam menuju Pulau Tanjungsauh yang panjangnya sekitar 2,17 km. Bagian kedua, jembatan akan menghubungkan Pulau Tanjungsauh menuju pulau kecil bernama Pulau Buau dengan taksiran panjang mencapai 3,9 km.
Untuk menghubungkan Pulau Buau menuju Kabupaten Bintan akan dibangun pula jembatan bagian tiga mencapai 0,9 km. Diperkirakan akan menelan biaya Rp 7,2 trilyun.
Kadin Kepri, Rabu (5/2) malam, mendaulat La Nyalla memberi arahan pada acara pelantikan pengurus Kadin setempat. Pada kesempatan itu senator dari Provinsi Jawa Timur ini meminta agar para pengusaha di Kepri berpikir out of the box untuk dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi Kepri, khususnya Kota Batam.
Maklum, di era Badan Otorita Batam (BOB), kota terdekat dengan Singapura itu pernah mencatat pertumbuhan ekonomi 12 persen. Namun setelah era otonomi daerah, dan BOB dihapus diganti dengan BP Batam, angka pertumbuhan ekonomi tergerus turun. Bahkan pernah mencapai angka 2 persen, meski akhirnya merangsek di angka 4 persen.
“Saya juga berpesan agar para pengusaha menjalin hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan pemerintah setempat. Apakah itu Pemko Batam atau Pemprov Kepri. Karena sekarang yang dibutuhkan semangat konsolidasi bersama, untuk menghadapi tantangan dan dinamika yang terjadi di dunia usaha. Apalagi kita pasti terkena dampak dengan menurunkan kinerja ekonomi di Tiongkok akibat wabah virus Corona,” demikian AA La Nyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)