Perkuat Transisi Energi Bersih, ITS – Kedubes Inggris Bahas Implementasi MENTARI

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan delegasi Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris dalam rangka memperkuat kerja sama transisi energi rendah karbon.

Melalui Program Bilateral Inggris-Indonesia, Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI), berlangsung di Gedung Research Center ITS, Selasa (11/2/2025), ini menyoroti peran strategis teknologi inovatif di sektor energi.

Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany ST PhD mengungkapkan, kerja sama ini memiliki potensi besar dalam mempercepat adopsi energi bersih berbasis maritim.

Salah satu upaya konkret yang telah dilakukan adalah pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga surya apung lepas pantai yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi terbarukan di wilayah pesisir dan perairan lepas.

Pria yang kerap disapa Taufany ini menambahkan bahwa ITS sebelumnya telah mendapatkan pendanaan dari Innovate United Kingdom (UK) di bawah UK Research and Innovation (UKRI) untuk proyek Solar2Wave.

Teknologi ini tidak hanya menjadi solusi inovatif dalam pemanfaatan energi matahari di lingkungan maritim.

“Dukungan ini menunjukkan kepercayaan global terhadap ITS sebagai institusi yang mampu menghadirkan solusi energi inovatif,” paparnya.

Penasihat energi Kedubes Inggris Rizka Sari turut mengapresiasi peran ITS dalam riset teknologi maritim dan energi terbarukan. Ia menekankan bahwa inovasi seperti Solar2Wave selaras dengan visi Program MENTARI dalam menghadirkan solusi energi _off-grid_ yang berkelanjutan.

“Teknologi ini berpotensi menjadi model implementasi transisi energi yang dapat direplikasi di berbagai wilayah pesisir Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rizka menjelaskan bahwa Kedubes Inggris ingin menggali lebih dalam tentang implementasi teknologi ini serta kemungkinan adaptasi dan skalabilitasnya.

“Kami melihat bahwa kolaborasi ini tidak hanya berkontribusi pada sektor akademik, tetapi juga berdampak langsung pada upaya dekarbonisasi nasional,” imbuhnya.

Ketua tim peneliti Solar2Wave Indonesia Prof Dr I Ketut Aria Pria Utama MSc menegaskan bahwa inovasi ini menjadi terobosan penting dalam pemanfaatan energi terbarukan di wilayah perairan.

Berbeda dengan proyek pembangkit listrik tenaga surya yang umumnya, Solar2Wave dirancang untuk menghadapi tantangan lingkungan laut terbuka.

“Keberhasilan ini membuka peluang eksplorasi untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” jelas dosen Departemen Teknik Perkapalan ITS itu.

Ikap, sapaan akrabnya, optimis bahwa kolaborasi ini dapat mendorong ekosistem riset dan industri energi terbarukan di Indonesia. Menurutnya, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, akan mempercepat adopsi teknologi energi bersih.

“Kami berharap ini menjadi langkah awal menuju pemanfaatan energi laut yang lebih luas dan mendukung target _net zero emission_ Indonesia,” tutupnya penuh harap.

Tak hanya strategi menuju pemanfaatan energi laut dan target _net zero emission_, proyek Solar2Wave ITS yang merupakan bagian dari upaya transisi energi ini juga turut berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG ke-7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau, SDG ke-13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, serta SDG ke-17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait